JAKARTA, makansedap.idPolicy Advocacy Manager The Climate Reality Project Indonesia, Ari Adipratomo menjelaskan tantangan terbesar dalam menuntaskan permasalahan sampah plastik ini yaitu pola pikir masyarakat yang masih sedikit peduli terhadap dampak dari sampah plastik yang mencemari lautan.

Pelaku pencemaran laut oleh sampah plastik ini tidak hanya dari masyarakat perkotaan namun ada andil pula dari masyarakat yang tinggal di pedesaan. Dalam mengatasi masalah ini perlu dibantu dengan pola pikir masyarakat.

“Kita terlalu akrab dengan plastik. Menurut data World Bank tahun 2021, Indonesia menghasilkan 7,8 juta ton sampah plastik setiap tahun. Permasalahan sampah bukan hanya dihasilkan dari penduduk perkotaan, melainkan dua pertiganya dihasilkan penduduk pedesaan. Sebab, masyarakat pedesaan sering membuang sampah ke perairan atau badan-badan air seperti sungai, saluran air, dan lain sebagainya,” tutur Ari.

Daerah pedesaan menghasilkan paling banyak sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik. Pembuangan langsung sampah ke air adalah jalur utama sampah plastik mencapai sungai. Sebab, penduduk tidak memiliki akses ke layanan pengumpulan sampah yang memadai.

“Sungai membawa dan membuang 83% sampah plastik tahunan yang bocor dari darat ke laut. Hanya 17% sampah plastik yang langsung dibuang dari daerah pesisir,” lanjutnya

Dalam menangani sampah plastik dan dampaknya, kolaborasi multi-sektor dibutuhkan untuk merencanakan pembangunan net zero emission di Indonesia untuk menyelamatkan Indonesia dari krisis iklim.