JAKARTA, Makansedap.id – Masyarakat China dan Jepang sama-sama memiliki ritual sakral minum teh. Tetapi, ada beberapa perbedaan dalam proses ritual sakral minum teh mereka.

Pemilik Siangming Tea House, Suwarni Widjaja yang telah mendapat sertifikat teh dari Kyoto Jepang dan gelar teh dari China, menjelaskan beberapa perbedaan upacara minum teh di China dan Jepang.

Seperti dilansir Antaranews.com yang dibaca Makansedap.id, Kamis, 21 November 2024, perempuan ahli teh ini menyampaikan, upacara minum teh Tiongkok umumnya dilakukan menggunakan alat-alat yang sederhana.

Menurut Suwarni Widjaja, upacara minum teh ala China dimulai dengan mempersiapkan alat seduh dan penyaji seperti piring untuk menaruh teko kecil tempat menyeduh teh, piring besar untuk pot saji, serta cangkir teh kecil untuk tamu.

Pot serve itu untuk menyajikan kepada gelas-gelas milik tamu. Karena gelas atau pot saji ini, menjadi adil, semua orang minum hasil seduhan yang sama. Enggak seperti satu-satu ditaruh di gelas,” kata Suwarni Widjaja.

Kalau teh dari teko seduh langsung dituangkan ke cangkir satu per satu, kata Suwarni Widjaja, cangkir yang terakhir akan kebagian teh yang agak kental dan pahit.

Suwarni Widjaja juga menjelaskan filosofi di balik upacara minum teh ala China. Dia menuturkan, gerakan mengangkat dan menaruh cangkir saat minum teh mengandung makna orang harus menerima apa yang didapat di dunia dan melepaskannya jika harus kembali kepada Tuhan.

Upacara minum teh dalam bahasa China disebut Cha Dao yang dibaca cha tao. Artinya, perjalanan atau jalur teh. Daun teh melalui perjalanan panjang dari proses penanaman, pemetikan, pemrosesan, sampai bisa disajikan sebagai minuman.