Sapardi Djoko Damono hanya pindah tempat, dari langit ke halaman buku, dari suara ke dalam dada para pembacanya.
Kini, setiap hujan yang jatuh diam-diam membawa sapaan darinya. Sapardi Djoko Damono bukan sekadar nama dalam sejarah sastra.
Sapardi Djoko Damono adalah musim yang menetap di hati mereka yang percaya bahwa puisi adalah cara lain untuk hidup.