JAKARTA,Makansedap.id - Di Marseille, kota paling beragam di Prancis, gelombang baru restoran sedang mendefinisikan ulang santapan mewah dengan memadukan hidangan haute cuisine dengan solidaritas komunitas.
Di balik fasad restoran Le République yang penuh hiasan, layanan makan siang sedang berlangsung meriah. Ikan mullet asap dengan mentega adas laut hadir sebagai hidangan pembuka, membangkitkan kembali sejarah asin kota kedua Prancis tersebut.
Keju asap jerami dengan tepung beras menyusul, berpadu dengan cita rasa pedesaan Provençal di sekitarnya. Wisatawan dan penduduk lokal menikmati bahan-bahan organik yang disiapkan oleh koki berbintang Michelin, Sébastien Richard.
Namun Le République adalah restoran gourmet dengan beberapa perbedaan besar. Pertama, stafnya memiliki seorang narapidana yang baru saja dibebaskan. Kedua, sekitar 40% pengunjung hanya membayar €1 atau Rp 19.400 untuk hidangan tiga hidangan mereka. Dan, terakhir, beberapa pengunjung belum pernah menginjakkan kaki di restoran sebelumnya.
BACA JUGA:Bukan Sekadar Cinta, Ketika Musik dan Cerita Menyatu
Le République adalah restoran solidaire – salah satu dari sekitar 10 restoran di Marseille – yang dikelola sebagai badan usaha sosial untuk membantu solidaritas komunitas. Contoh lainnya termasuk L'Après M, bekas McDonald's yang diambil alih oleh stafnya yang diberhentikan setelah waralaba tersebut tutup.
Tim membeli tempat tersebut dan membukanya kembali sebagai badan usaha sosial, menyajikan burger gourmet karya koki Michelin bintang tiga yang disajikan dengan irama rap Aljazair, sambil mengoperasikan layanan pesan-antar makanan sehat gratis untuk dibawa pulang bagi mereka yang membutuhkan.
Salah satu menu murah di Le Republique-X-
Restoran solidaire terbaru di Marseille adalah Chaleur, yang dibuka pada Juni 2025. Saat BBC yang dibaca Weradio.co.id berkunjung, tempat itu penuh sesak dengan pelanggan yang menikmati sup mentimun dingin yang dihiasi kerang, buah ara, dan biji labu panggang.
Makan siang besar dengan anggur berharga sekitar €25 atau Rp 485 ribu. Namun, jika seorang pelanggan menjelaskan bahwa mereka sedang berada dalam posisi melarat, mereka dapat menikmati menu yang sama persis dengan tarif suspend – sebuah "tarif suspend" – hanya €8 atau Rp 155 ribu.
BACA JUGA:Menu Lebih Variatif? Ini Beberapa Rekomendasi Aneka Sayuran yang Patut Dicicipi
Di seluruh Marseille, harga bervariasi berdasarkan filosofi. Beberapa, seperti Le République, bermitra dengan badan amal untuk mensubsidi makanan seharga €1, sementara yang lain, seperti Chaleur, beroperasi berdasarkan kepercayaan.
Mengapa Tidak Cari Untung
Popularitas Chaleur memunculkan pertanyaan yang jelas: dengan makanan selezat ini, mengapa tidak mencari keuntungan?
"Kedermawanan adalah cara yang egois untuk mengatakan bahwa saya ingin merasa puas dengan apa yang saya lakukan," kata salah satu pendiri Chaleur, Raphaël Raynard. "Yang memperkaya kami adalah mengetahui bahwa pekerjaan kami berkontribusi dalam menciptakan koneksi dan membantu orang lain." Tim ini secara rutin menyajikan espresso kepada tetangga tunawisma dan baru-baru ini menyumbangkan 300 makanan untuk aksi mogok pekerja.