Galuh selaku Head of Research NOD menilai tingginya antusiasme pengunjung sebagai peluang besar.
“Para pengunjung menunjukkan ketertarikan yang luar biasa. Varian Bali dan Kerinci selalu habis paling cepat, sementara minuman herbal seperti Kunyit Asam menjadi kejutan favorit mereka. Ini membuka peluang baru untuk memperkenalkan rasa Indonesia di pasar Swiss,” kata dia.
Banyak pengunjung menyebut pengalaman mencicipi jamu dan wedang dalam format kapsul sebagai sesuatu yang belum pernah ditemui di pasar Eropa.
Beberapa di antaranya kembali untuk mencoba lebih banyak varian karena rasa yang dianggap unik, modern, dan berbeda dari produk kapsul lain di festival.
BACA JUGA:Sensasi Menikmati Jamuan Makan Malam Tahun Baru di Le Bleu by K Club
Dubes Republik Indonesia untuk Swiss dan Liechtenstein, Ngurah Swajaya, menegaskan nilai diplomatik dari partisipasi ini.
“Partisipasi Indonesia ini adalah upaya memperkuat posisi kopi Indonesia sebagai kopi unggulan. Festival ini membuka peluang ekspor dan kerja sama yang lebih luas dan kami yakin potensi Indonesia sangat kuat dalam persaingan kopi dunia,” kata dia.
Swiss Coffee Festival 2025 menjadi gerbang awal bagi NOD memasuki pasar Swiss dan Eropa. Berdasarkan respon positif dari ratusan pengunjung, NOD akan melanjutkan studi preferensi rasa, mengembangkan kolaborasi dengan roaster dan distributor lokal, serta mempersiapkan proses sertifikasi perangkat untuk memenuhi standar regulasi Eropa.
Selain itu, NOD tengah mengkaji pilot placement di hotel, ruang kerja, dan restoran Indonesia di Swiss sebagai langkah awal penetrasi pasar.
CMO JumpStart Indonesia, Raynald Rabindra Soeharto, menyebut festival ini sebagai momentum penting bagi perjalanan global NOD.
“NOD adalah cara baru membawa identitas Indonesia ke dunia. Kehadiran kami di Swiss Coffee Festival adalah langkah pertama dari perjalanan global kami dan kami ingin menunjukkan bahwa inovasi teknologi dan rasa Indonesia dapat berdiri sejajar dengan berbagai merek internasional,” kata Raynald.