JAKARTA, Makansedap.id – Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Alergi Imunologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR Dr Reni Ghrahani Majangsari, SpA(K), MKes, menyatakan anak perempuan lebih berisiko terkena lupus dibandingkan dengan anak laki-laki.
“Penyakit lupus mayoritas dialami anak perempuan, perbandingannya signifikan dibandingkan anak laki-laki, yakni sembilan banding satu, dan paling banyak dialami remaja berusia 11-12 tahun,” kata Dr Reni Ghrahani Majangsari dalam keterangan resmi yang diterima Makansedap.id, Sabtu, 11 Mei 2024.
Faktor yang banyak berperan menyebabkan anak perempuan lebih riskan terhadap lupus, yakni hormon estrogen. Estrogen merupakan salah satu jenis hormon seks wanita yang diproduksi oleh ovarium. Hormon ini berfungsi untuk mengatur siklus menstruasi, menunjang kehamilan yang sehat, hingga membantu menjaga kesehatan jantung.
“Memang faktor hormonal khususnya estrogen banyak berperan dalam kejadiannya penyakit lupus. Sebab, hormon estrogen itu akan memperberat faktor peradangan, akan mencetuskan peradangan pada anak-anak yang berpotensi atau menderita penyakit lupus,” jelas Dr Reni Ghrahani Majangsari.
Penyebab terjadinya lupus hingga kini masih belum sepenuhnya diketahui. Namun, gabungan kombinasi dari faktor di luar dan dalam tubuh yaitu hormon, lingkungan dan faktor genetik diduga berinteraksi sebagai penyebabnya.
Berdasarkan laman Kementerian Kesehatan, meningkatnya angka pertumbuhan penyakit lupus sebelum periode menstruasi atau selama masa kehamilan mendukung dugaan bahwa hormon khususnya estrogen dan prolaktin menjadi pencetus penyakit lupus.