“Nanti pelan-pelan seiring dengan produktivitas susu kita, akan ditingkatkan. Tentu saja kita ingin memberikan susu, di beberapa daerah sentra-sentra susu seperti di Banyumas, Boyolali, yang dekat dengan sentra susu, ada beberapa sekolah yang makan bergizinya nanti ada susunya,” kata Sudaryono.

Kementan sebelumnya menegaskan, tidak ada rencana untuk mengimpor 1,8 juta ton susu dari Vietnam untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Moch Arief Cahyono dalam keterangan di Jakarta, Minggu, 27 Oktober 2024, mengatakan Kementan tidak ada rencana melakukan impor tersebut, namun lebih kepada mengajak investor dari Vietnam untuk membangun industri sapi perah di Indonesia.

“Perlu ditegaskan Indonesia tidak merencanakan impor 1,8 juta ton susu dari Vietnam. Kebijakan yang diinisiasi oleh Kementan adalah mengundang investor asal Vietnam untuk membangun industri sapi perah di Indonesia dengan tujuan meningkatkan produksi susu nasional, bukan untuk mengimpor produk susu,” kata Moch Arief Cahyono.

Moch Arief Cahyono menyatakan bahwa pihaknya ingin memperjelas informasi yang beredar, sehingga tidak salah dalam menangkap pernyataan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman terkait investasi perusahaan Vietnam untuk produksi susu sebesar 1,8 juta ton.

Moch Arief Cahyono mengungkapkan, Mentan menekankan kerja sama antara Indonesia dan Vietnam difokuskan pada peningkatan kapasitas produksi dalam negeri guna mencapai kemandirian pangan, sesuai arahan Presiden. (rw)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS