JAKARTA, Makansedap.id – Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hemato-Onkologi Medik Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo atau RSCM, Prof Dr dr Aru Wicaksono Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP mengatakan, polusi udara dapat menyebabkan kanker.

“90% penyebab kanker itu lingkungan, selain rokok, polusi udara,” ujar Prof Aru ditemui di Jakarta, Sabtu, 23 September 2023.

Prof Aru membahas kualitas udara di DKI Jakarta juga kota-kota sekitarnya semakin buruk akibat polusi dari emisi kendaraan bermotor dan pabrik-pabrik yang mengelilingi kota. Kondisi udara yang buruk akan menyebabkan kanker.

Meski risiko polusi udara terhadap kanker hanya sebanyak2%, pencemaran udara ini, menurut Prof Aru, tetap dapat menimbulkan kanker dalam tubuh manusia.

“Polusi udara hanya 2% memang, tapi 2% dari jumlah populasi besar, besar juga angkanya. Hal itu berdampak pada kanker,” kata Prof Aru.

Selain asap rokok, Prof Aru menyebutkan polusi udara akibat asap kendaraan juga termasuk karsinogenik, yakni zat yang berpotensi menyebabkan kanker. Asap kendaraan diketahui mengandung zat karsinogenik bernama polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) yang dapat merusak sel tubuh dan menyebabkan kanker.

Prof Aru menyebutkan, zat karsinogenik umumnya membutuhkan waktu antara lima dan sepuluh tahun untuk menimbulkan kanker pada tubuh manusia .

“Kita melihat polusi udara yang kita dapat di Jakarta itu bukan dari kebakaran hutan. Dari mana? Itu adalah bahan kimia, lalu dimasukkan ke dalam tubuh,” imbuh Prof Aru.

Lebih lanjut, Prof Aru menjelaskan, meski polusi yang dihirup berupa asap, jenis kanker yang berpotensi timbul tidak selalu kanker paru-paru, melainkan dapat menginfeksi organ tubuh lain secara acak, tergantung pula kondisi kesehatan masing-masing individu.

“Misalnya perokok, belum tentu dia terkena kanker paru, bisa juga kanker hati, kanker usus dan sebagainya. Setiap orang lain-lain, tergantung badan kita, terutama memang paru karena dihirup langsung, tapi belum tentu. Tergantung exposure tubuh kita itu mana yang bereaksi buruk,” ujarnya.

Untuk itu, Prof Aru menganjurkan masyarakat di perkotaan untuk tetap menjalankan pola hidup sehat, termasuk makan dan tidur teratur, dan rutin melakukan olah raga. Makanan yang buruk, apa lagi yang berpengawet, menurutnya, juga menyumbang risiko kanker sebanyak 35%. (M1)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS