JAKARTA, Makansedap.id – Soto, salah satu referensi kamus kuliner, ternyata memiliki sejarah panjang. Ada beberapa pendapat dari peneliti dan sejarawam tentang soto.

Konon, soto, referensi kamus kuliner, memiliki pengaruh peranakan Tionghoa. Seperti dilansir dari Antaranews.com yang dibaca Makansedap.id, Jumat, 15 November, sejarawan Denys Lombard, mengatakan, kehadiran soto bermula dari masakan populer sekitar Abad 19 dari China bernama Caudo atau Jao To.

Sesuai dialek hokkian, caudo atau jao to itu berarti rerumputan jeroan atau jeroan berempah. Denys Lombard memperkirakan makanan ini pertama kali populer di Semarang pada sekitar Abad 19.

Selain itu, ada juga peneliti lain yang berpendapat bahwa soto berasal dari kata Shao Du atau Sao Tu yang artinya memasak jeroan.

Kendati demikian, kedua pendapat tersebut tetap memiliki makna yang sama tentang proses pengolahan kuliner soto yang kala itu berbahan dasar jeroan atau isi perut binatang yang kaya akan kaldu lemak dan rempah yang harum.

Pada kondisi sosial Abad 19, soto dikenal sebagai makanan khas yang siap saji dan siap antar bagi rakyat kalangan menengah ke bawah.

Saat itu, soto dianggap sebagai menu yang tidak higienis dan berlemak oleh masyarakat kelas menengah ke atas yang sangat memperhatikan kualitas serta tingkat higienis makanan. Bahkan, membuat resep kuliner soto tak dituangkan dalam buku resep masakan yang populer pada akhir Abad Ke-19.

Awal mula penjaja soto ini selalu menggunakan pikulan, didagangkan oleh pekerja pribumi selalu bisa ditemukan di tempat-tempat yang ramai seperti di persimpangan atau pasar.

Seiring berjalannya waktu tak lagi dipikul berubah menjadi kedai atau warung. Bukan lagi dikenal sebagai kuliner bagi kalangan menengah ke bawah. Pada 1967 soto telah dimasukkan ke dalam buku Resep Mustika Rasa sesuai dengan gagasan Presiden RI Ke-1, Soekarno.

Terlepas dari asal-usulnya, adanya pengaruh Tionghoa pada pembuatan soto terlihat dari bahan isiannya seperti mie, bihun atau soun, telur rebus, tauge, daging, jeroan, bawang putih goreng, penggunaan sendok bebek dan mangkuk sup keramik Tiongkok.

Soto pada awalnya banyak ditemukan di pesisir utara Jawa Tengah terutama dari kota-kota perdagangan dan pelabuhan seperti Tegal, Pekalongan, Semarang, dan Kudus. Akibat dari perdagangan ini, muncul juga soto yang berasal dari daerah lain di luar pesisir utara Jawa Tengah.

Kini, berbagai daerah di Indonesia memiliki soto khas masing-masing dengan bumbu dan nama yang berbeda pula. Berikut beberapa jenis soto yang ada di Indonesia. (rw)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS