Perokok aktif yang membuang asap sembarangan, kata dr Ngabila Salama, dapat menyebabkan orang lain menghirup asap tersebut dan menjadi seorang perokok pasif. Misalnya, seperti terkena batuk, pilek hingga sesak nafas.
Potensi penyakit lain yang dapat mengenai perokok pasif berdasarkan laman resmi Kementerian Kesehatan yakni risiko penyakit jantung dan serangan jantung akibat adanya kerusakan pada pembuluh darah hingga kanker paru.
“Jangan menjadi perokok aktif atau pasif ya. Hal itu akan menurunkan imunitas. Perokok disebut first hand smooker, yang menghirup asap langsung disebut second hand smooker, dan menghirup sisa asap rokok pada benda disebut third hand smooker,” kata dr Ngabila Salama.
Dibandingkan dengan merokok, dr Ngabila Salama lebih menganjurkan agar masyarakat mulai rajin beraktivitas fisik setidaknya lewat peregangan ringan selama 15 hingga 30 menit di kantor setiap pukul 10.00-14.00. Opsi lainnya yaitu berjalan kaki dengan target 8 ribu sampai 10 ribu per hari.
Kemudian, menurut dr Ngabila Salama, adalah menjalankan diet seimbang untuk mengurangi berat badan secara ideal dan cepat lewat intermittent fasting dengan puasa minimal 14-16 jam dalam 24 jam atau puasa syawal yang jauh lebih berpahala dan sekalian mengganti puasa yang belum lengkap selama Ramadan kemarin.