Kemudian, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, urbanisasi dan juga perubahan iklim menjadi tantangan besar bagi pemerintah kota. Karena, semakin banyak orang yang tinggal di kota, semakin besar pula masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat.

“Contohnya adalah Demam Berdarah Dengue atau DBD, jumlah kasus idealnya menurut WHO adalah di bawah 10 per 100 ribu penduduk. Indonesia baru bisa mencapai 28 per 100 ribu penduduk. Hanya ada satu kota yang bisa di bawah 10 per 100 ribu penduduk yaitu kota DI Yogyakarta. Ini karena DI Yogyakarta dibantu akademisi melakukan terobosan yaitu dengan melepas nyamuk baik untuk melawan  nyamuk penyebab DBD,” ujar Budi Gunadi Sadikin.

Sementara itu, Sekjen Kementerian Dalam Negeri, Suhajar Diantoro mengungkapkan, Kementerian Dalam Negeri mempunyai dua program besar yaitu mendekatkan layanan kesehatan primer ke masyarakat serta rumah sakit di provinsi dan kabupaten kota mulai bisa menangani penyakit berat.

“Total APBD hampir Rp 1.300 triliun dan untuk kesehatan sebesar Rp 197 triliun. Dari Rp 197 triliun itu sepertiganya untuk belanja alat kesehatan, 30% untuk jasa tenaga kesehatan dan iuran kesehatan 30%. Lalu, 28% dari Rp 197 T seharusnya dapat untuk memberikan insentif bagi tenaga kesehatan di tempat terpencil,” kata Suhajar Diantoro.

Penghargaan

Ada enam daerah yang mendapatkan penghargaan tim pembina Kabupaten Kota Sehat provinsi terbaik yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat dan DI Yogyakarta. Provinsi Sulawesi Selatan menerima penghargaan percepatan 100% stop buang air besar sembarangan.