“Jawa Timur itu misalnya menjadi kota tujuan cukup tinggi ya. Kemudian, juga kota yang ada di Jawa Tengah itu akan menjadi bagian yang mendapatkan dampak dari okupansi hotel yang cukup tinggi. Sumatera Barat di atas 70-80% itu bisa saja terjadi kenaikan,” ujar Sari Lenggogeni.
Menurut Sari Lenggogeni, pertumbuhan jumlah hotel dapat menjadi indikator dari tingkat kunjungan wisatawan atau pemudik ke suatu daerah.
“Kalau hotel sudah berkembang banyak itu pasti menandakan bahwa mereka menjadi tempat banyaknya perantau yang pulang,” kata Sari Lenggogeni.
Sari Lenggogeni menjelaskan musim puncak liburan dengan kunjungan wisata tertinggi di Indonesia umumnya terjadi pada pertengahan tahun, berbeda dengan negara-negara barat yang terjadi di akhir tahun.
“Puncak musim libur kita berbeda dengan negara barat yang pada umumnya lebih di akhir tahun. Kalau kita lebih banyak di pertengahan tahun yang mostly okupansi hotel 70-80 % itu bisa terjadi,” kata Sari Lenggogeni. (rw)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS