WHO Apresiasi Komitmen Bintang Toedjoe Kembangkan Obat Herbal Modern
(depan ki-ka) Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik BPOM, Apt. Mohamad Kashuri, S.Si., M.Farm, Presiden Direktur PT Bintang Toedjoe, Fanny Kurniati, Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Irawati Setiady, dan Kepala WHO-Makansedap.id-PT Kalbe Farma Tbk
BACA JUGA:Merajut Harapan di Timur Indonesia, Ini Bukti Komitmen Kalbe di Kabupaten Ngada
“Upaya ini tidak hanya memastikan mutu, keamanan, dan khasiat obat herbal, tetapi juga mendorong integrasi berbasis bukti ilmiah ke dalam sistem kesehatan nasional,” tambahnya.
Bintang Toedjoe pun telah bertransformasi menjadi salah satu industri herbal terdepan di Indonesia yang berfokus pada pengembangan produk berbasis bahan alam yang teruji ilmiah dan aman dikonsumsi.
“Kami juga mengembangkan ekosistem herbal jahe merah yang terintegrasi dari hulu ke hilir, mulai dari perbenihan, budidaya bersama petani binaan, proses pasca panen, ekstraksi dan destilasi, hingga riset dan komersialisasi produk. Langkah ini tidak hanya memastikan pasokan bahan baku berkualitas tinggi, tetapi juga mendukung keberlanjutan ekonomi masyarakat lokal,” jelas Irawati.
“Kehormatan bagi kami dapat menerima kunjungan WHO–IRCH dan BPOM. Pengakuan ini menjadi bukti nyata atas komitmen PT Bintang Toedjoe untuk tetap konsisten dalam menjaga standar tertinggi dalam regulasi, mutu, dan inovasi berkelanjutan demi kemajuan industri obat herbal nasional. Kunjungan ini memperkuat semangat kami untuk terus berinovasi dan memenuhi standar global dalam pengembangan produk herbal yang aman, berkhasiat, dan halal bagi masyarakat dunia, seperti Bejo Jahe Merah dan Komix Herbal,” tutur Presiden Direktur PT Bintang Toedjoe, Fanny Kurniati.
BACA JUGA:Kalbe dan Morinaga Tingkatkan Kualitas Hidup Anak Indonesia
Sementara itu, sebagai negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan bahan alam seperti jahe merah yang menjadi fokus riset unggulan Bintang Toedjoe. WHO menilai potensi ini strategis dalam mendukung konsep Local Wisdom for Global Health yang memanfaatkan bahan baku lokal menjadi produk herbal berstandar keamanan, khasiat, dan mutu global.
Kunjungan site visit WHO–IRCH ini diharapkan menjadi momentum penting dalam memperkuat peran Indonesia sebagai salah satu pusat pengembangan dan produksi obat herbal berstandar internasional. Selain itu, juga menjadi forum pertukaran pengetahuan untuk memperkuat inovasi, keberlanjutan, dan daya saing global industri herbal nasional.