Contohnya, terong dan daun melinjo untuk antioksidan atau menangkal radikal bebas. Kemudian, kacang panjang yang kaya akan kandungan asam folat. Lalu, labu yang mengandung karbohidrat dan serat yang sangat baik untuk memperlancar pencernaan, serta lengkuas yang mengandung anti inflamasi.
Sejarah Sayur Lodeh
Ada kisah sejarah sayur lodeh, referensi kamus kuliner, yang memiliki banyak versi. Salah satu cerita legenda yang terkenal adalah, kisah pada saat Tanah Jawa diserang wabah penyakit pes selama lebih dari dua dekade.
Dalam upaya menangkal wabah tersebut, tepatnya pada 1931, Sultan Hamengkubuwono VIII memberikan titah agar seluruh masyarakat Jawa memasak sayur lodeh dan berada tetap di rumah selama 49 hari. Konon, wabah penyakit yang pada masa itu memakan cukup banyak korban kemudian berakhir.
Sayur lodeh, sama seperti hidangan Jawa lainnya, juga kaya akan simbolisme. Tujuh bahan utama sayur lodeh, yaitu melinjo, daun melinjo, labu siam, kacang panjang, terong, nangka muda, dan tempe mempunyai makna dari segi linguistik dan numerologis. Makna simbolis tujuh bahan tersebut diturunkan dari bunyi suku kata dari masing-masing nama.
Terong wungu, misalnya. Dalam Bahasa Jawa, terong wungu berarti ungu, mengandung arti terbangun. Kemudian kata lanjar, dari kacang lanjar atau kacang panjang, memiliki arti keberkahan. Ketujuh bahan sayuran yang terkandung di menu sayur lodeh memiliki arti masing-masing yang akan menyerupai mantra. (sls)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS