Beranda Kesehatan Makan Bergizi Gratis Tingkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat
Kesehatan

Makan Bergizi Gratis Tingkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meninjau pelaksanaan uji coba makan bergizi gratis di SDN 07 Cideng, Jakarta, Senin, 19 Agustus 2024. (Antaranews.com/ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan/aww)

JAKARTA, Makansedap.id – Penyuluh Keluarga Berencana (KB) Ahli Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN, Dwi Listyawardani menyatakan program makan bergizi gratis yang diampu oleh Badan Gizi Nasional dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

“Makanan bergizi yang akan diampu oleh Badan Gizi Nasional sejatinya ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan daya belajar anak didik, termasuk ibu hamil, menyusui dan balita,” kata Dwi Listyawardani dalam keterangan resmi yang diterima Makansedap.id di Jakarta, Senin, 16 Sepetmber 2024.

Badan Gizi Nasional yang akan menjadi badan strategis untuk mengatasi persoalan gizi di Indonesia, kata Dwi Listyawardani, perlu membuat program-program strategis yang mengintervensi keluarga, sehingga mampu menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih untuk mencegah kelahiran bayi-bayi stunting baru.

“Perubahan perilaku masyarakat terkait asupan makanan bergizi sesungguhnya sudah digerakkan BKKBN, dan secara perlahan setidaknya mulai muncul kesadaran di tengah keluarga akan pentingnya makanan bergizi bagi calon ibu, ibu hamil dan bayi di bawah dua tahun atau baduta,” ucap Dwi Listyawardani membahas soal gizi.

Baca Juga:   Lifter Rizki Optimistis Fasilitas Baru Cibubur Dongkrak Prestasi

Ketua Bapak Bunda Asuh Anak Stunting atau BAAS Nasional ​​​​​​itu juga menekankan pentingnya memanfaatkan pangan lokal atau bahan-bahan panganan yang bisa dihasilkan dari kebun atau pekarangan sendiri untuk meningkatkan asupan gizi keluarga.

“Perubahan kesadaran akan pentingnya memanfaatkan pangan lokal ini terjadi menyusul adanya program dapur sehat atasi stunting atau Dashat yang lahir atas inisiasi BKKBN melalui Tim Pendamping Keluarga TPK yang berjumlah 200.000 tim, dibantu Penyuluh Keluarga Berencana atau PKB dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), hingga kader-kader KB,” papar Dwi Listyawardani.

Halaman: 1 2

Penulis: Rio Winto

Editor: Rio Winto

Sebelumnya

Dampak PON XXI, Jumlah Konsumen Ucok Durian Naik 30%

Selanjutnya

Begini Cara Masak Ayam Penyet Pedas Maknyus

makansedap.id