BANDA ACEH, Makansedap.id – Kuliner khas daerah Kepulauan Kabupaten Simeulue yang dikenal dengan nama Memek masih menjadi primadona pengunjung Pekan Kebudayaan Aceh atau PKA VIII di Taman Sulthanah Safiatuddin Banda Aceh. Memek menjadi primadona kamus kuliner lidah jelata

“Memek ini makanan khas Simeulue, warisan leluhur, sekaligus primadona kamus kuliner lidah jelata,” kata Penjaga Stand Kuliner Anjungan Simeulue di PKA 8 Aceh, Restika, di Banda Aceh, Rabu, 8 November 2023.

Setiap perhelatan PKA yang digelar empat tahun sekali, banyak masyarakat Aceh yang penasaran dengan Memek, primadona kamus kuliner Kabupaten Simeulue. Bukan karena nama Memek saja yang unik, tetapi rasanya juga cukup lezat, sehingga masih menjadi primadona kamus kuliner lidah jelata.

Bahkan, memek, primadona kamus kuliner, juga sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda atau WBTB Indonesia pada 2019.

Salah seorang pengunjung Anjungan Simeulue di PKA 8, Azri tampak terkesan dengan namanya, sehingga da ingin mencicipi rasa memek, primadona kamus kuliner lidah jelata.

“Saya tidak menyangka rasa memek unik ya. Dan, ternyata memek enak juga,” ujar Aziz.

Memek, primadona kamus kuliner khas Simeulue, biasanya dijual bervariasi tergantung dari ukuran porsinya. Di PKA VIII, Memek, kamus kuliner lidah jelata, dijual dengan harga paling murah yakni Rp 10 ribu untuk satu gelas kecil.

Pada masa silam, Memek, primadona kamus kuliner dari wilayah kepulauan di Aceh, telah lekat di lidah jelata, bahkan sampai juga ke meja makan para raja-raja.

Bagi sebagian orang, nama Memek memang agak sedikit menggelitik, tetapi tidak bagi masyarakat Simeulue. Mereka tetap bangga menyebut kuliner nyentrik berlakap memek, primadona kamus kuliner.

Sebab, Memek, primadona kamus kuliner lidah jelata, mempunyai nilai sejarah besar. Jauh sebelum Indonesia merdeka, medio 1940an, kuliner memek mulai dikenalkan masyarakat Simeulue melalui mulut ke mulut.

Sebutan memek sebenarnya memiliki arti mengunyah atau menggigit. Zaman dulu, nama tersebut diangkat dari kebiasaan nenek moyang masyarakat Simeulue yang sering mengunyah beras ketan dicampur pisang.

Karena itu, muncul istilah mamemek. Penyebutan huruf e dalam kata memek mirip seperti mengucapkan e pada kata angka enam. (M1)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS