Perjalanan ini dibuat semakin seru dan hidup melalui interpretasi kreatif tentang bagaimana para peserta menjelajahi setiap sudut setiap tren.

Menu dalam tren Flavour Shock atau Kejutan Rasa terdiri atas Tempura with Matcha Sauce, Chocolate with Golden Egg Powder, and Truffle Ball Fermented Cassava disajikan di atas batu lava dan obsidian yang mengkilap.

Tren Local Abundance atau Kekayaan Lokal, kata Vangie Hu, adalah surga bagi para penjelajah makanan karena menunjukkan apa yang mungkin terjadi jika melangkah ke masa depan.

Para peserta bahkan dapat berburu di bagian tertentu dari pameran UFS, mencari berbagai rempah khas Indonesia seperti kemiri, asam jawa, lengkuas, temu kunci, dan membawa pulang rasa tanggung jawab bersama dalam menjaga Bumi sembari mengonsumsi makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh sehari-hari.

“Di sisi lain, pemanfaatan bahan baku dan sumber daya dengan bijak merupakan percakapan tentang keberlanjutan yang sangat nyata. Para peserta berubah dari pemburu makanan menjadi ahli kimia saat memasuki tren Low Waste Menus atau Menu Rendah Limbah dihadirkan dalam bentuk lanskap gurun tandus,” tutur Vangie Hu.

Hal ini menjadi provokasi tentang bagaimana mengubah apa yang tampaknya tidak dapat digunakan, namun sebenarnya adalah harta karun penuh dengan kemungkinan rasa yang lezat.

Lalu, pada tren Modernised Comfort Food atau Modernisasi Makanan Familier, masa depan terasa familier namun juga ada yang masih belum dipetakan.


Delegasi Chef dari seluruh dunia mengunjungi sesi UFS Culinary Infinity.(Makansedap.id/DOK UFS)

“Artinya, banyak hal untuk dijelajahi dan dieksperimen, dari mana pun peserta memulainya. Para peserta dibekali dengan nostalgia akan kenangan indah dari dapur masa kecil mereka serta selera petualangan saat mereka menjelajahi berbagai cita rasa lama dan baru,” jelas Vangie Hu. (rw)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS