Secara umum, batuk bersifat self limiting yang berarti akan hilang dengan sendirinya sehingga obat OTC sangat cukup untuk mengatasi gejala batuk di tahap awal.

“Namun, obat batuk OTC, jika dikonsumsi tidak sesuai dosis dan jangka waktu yang disarankan bisa menimbulkan efek samping seperti mual, muntah dan perubahan tekanan darah. Karena itu, pemilihan obat batuk OTC dan penggunaan dosisnya harus tepat,” jelas dr Patriotika Ismail.

Penggunaan Dosis

Dalam kesempatan terpisah, hal senada diungkapkan dr Elizabeth Angelina, dokter medis PT Bintang Toedjoe. Dia menjelaskan obat OTC lebih dianjurkan sebagai pertolongan pertama dan untuk batuk akut, bukan kronis.

“Penting untuk tetap menjaga dosis yang tepat pada saat memanfaatkan obat batuk OTC. Sebab, konsumsi obat OTC berlebihan tidak hanya menguras dompet, tapi juga berdampak negatif bagi kesehatan.  Sebagai bentuk pengobatan sendiri, konsumsinya harus sesuai dengan takaran yang dianjurkan dengan membaca aturan pakai dengan saksama,” tutur dr Elizabeth Angelina.

Untuk masyarakat yang mementingkan faktor praktis, obat batuk OTC dalam kemasan sachet bisa menjadi pilihan tepat. Sebab, sudah terkandung satu dosis setiap satu sachet, mudah dibawa dan dikonsumsi di mana saja jika perlu, tanpa risiko membawa obat dalam botol yang bisa bocor dan sekaligus membawa sendok takar.

“Sebagai konsumen cerdas, harus jeli memilih obat batuk OTC yang ada di pasaran. Dari segi kandungan juga kemasannya. Bisa mempertimbangkan obat batuk OTC dalam kemasan sachet yang kandungannya lengkap; Dextromethorphan, Guaifenesin, dan Chlorpheniramine Maleate 2 mg, sehingga efektif meredakan batuk. Tidak kalah penting untuk selalu memperhatikan dosis dan anjuran pemakaian,” pungkas dr Elizabeth Angelina. (rw)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS