JAKARTA, Makansedap.id – Makassar, Ibu Kota Sulawesi Selatan memiliki kuliner khas dengan kisah sejarah yang kuat. Jika banyak daerah di Nusantara memiliki soto yang dinamai sesuai asalnya seperti Soto Betawi, Soto Kudus dan Soto Banyumas, namun Makassar memiliki Coto Makassar.

Masyarakat Makassar memiliki beragam upacara tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi. Upacara-upacara ini erat kaitannya dengan kepercayaan kuno mereka yang berakar pada animisme dan dinamisme.

Berdasarkan kepercayaan ini, orang Makassar kerap mengadakan ritual untuk menghormati para dewa dan arwah leluhur. Salah satu upacara tersebut adalah Gaukan yang melibatkan pemberian sesaji kepada para dewa dan leluhur.

Dalam upacara ini, mereka mempersembahkan hewan kurban seperti ayam, kambing atau kerbau, dengan kurban kerbau dianggap sebagai bentuk penghormatan tertinggi. Seperti dilansir Antaranews.com yang dibaca Makansedap.id, Rabu, 20 November 2024, tradisi ini juga memengaruhi kuliner Makassar. Mereka mengolah daging, tulang dan bagian dalam kerbau menjadi hidangan khas. Jeroan seperti usus, hati, limpa dan jantung diolah menjadi hidangan yang dikenal sebagai coto. Sementara, tulang dan kikilnya digunakan untuk membuat masakan khas seperti konro dan sup kikil.

Masyarakat Makassar memiliki aturan khusus dalam menikmati Coto Makassar. Hidangan ini tidak disajikan saat sarapan, makan siang atau makan malam, melainkan sebagai makanan selingan yang biasanya disantap antara pukul 09.00 dan pukul 11.00 pagi. (rw)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS