JAKARTA, Makansedap.id – Resistensi antibiotik kini menjadi salah satu tantangan serius dalam dunia kesehatan. Sebab, resistensi antibiotik juaga disebut sebagai pandemi senyap,
Masalah resistensi antibiotik tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga berpengaruh luas terhadap produktivitas masyarakat.
Demikian diungkapkan Ketua Departemen Hubungan Lembaga Pemerintah PB IDI Brigjen TNI Purn. DR. Dr. Soroy Lardo, SpPD KPTI FINASIM yang juga menjelaskan jika resistensi tersebut tidak segera diatasi, angka kesakitan dan kematian akibat infeksi akan meningkat, serta mengganggu keseimbangan ekonomi dan sosial.
“Jadi kalau perjalanan infeksi yang mengalami resistensi antibiotik itu tidak dapat diatasi, tentu produktivitas kerja secara komunitas ini juga akan terganggu. Jadi mengenai antibiotik itu memang global action plan itu adalah bagaimana kita melihat masalah isu masa kini dan masa depan,” kata Dr Soroy Lardo, lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran tersebut saat diskusi daring di Jakarta yang dibaca Makansedap.id, Jumat, 29 November 2024.
Menurut Dr Soroy Lardo, diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai sektor dan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), guna menciptakan solusi berbasis data yang tepat sasaran.
Menghadapi ancaman resistensi antibiotik memerlukan strategi yang terintegrasi, salah satunya melalui pendekatan One Health yang melibatkan sinergi antara manajemen institusi, lapangan, lingkungan, dan keinginan masyarakat.
Menurut Dr Soroy Lardo, pencegahan menjadi langkah utama, yang meliputi edukasi publik, simulasi lapangan untuk mendeteksi risiko awal, hingga pengembangan program di tingkat desa.