BANDA ACEH, makansedap.id – Sebanyak 13 negara memamerkan makanan khas masing-masingnya dalam International Food Festival 2022.

International Food Festival 2022 digelar Office of International Affairs (OIA) Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.

“International Food Festival 2022 mengambil tema The Journey of Taste Perfection. Festival ini menawarkan dan menyediakan beragam variasi rasa-rasa makanan dan bumbu dari seluruh penjuru dunia,” kata Kepala OIA USK Banda Aceh, Dr Muzailian Affan, di Banda Aceh, Sabtu, 12 November 2022.

International Food Festival 2022 yang digelar pada 17-20 November 2022, berpusat di halaman kampus USK itu merupakan bagian dari rangkaian Dies Natalis Ke-61 USK Banda Aceh. Sebelumnya, sempat ditunda karena pandemi Covid-19.

Dr Muzailian menyebutkan, cita rasa makanan yang disajikan dalam International Food Festival 2022 ini yaitu khas Korea, Malaysia, Thailand, Turkmenistan, Australia, Senegal, Gambia, Yaman, Amerika Serikat, Filipina, Nigeria, Kirgistan dan Indonesia.

“International Food Festival 2022 juga berkolaborasi dengan banyak UMKM lokal yang terdiri atas lebih kurang 50 stand makanan,” ujarnya.

Dr Muzailian berharap pengunjung dari berbagai kalangan, baik mahasiswa maupun khalayak umum bisa menikmati acara besar universitas ini sambil mencicipi setiap makanan luar negeri, disajikan oleh mahasiswa asing sedang menempuh pendidikan di sana.

Menurut dia, USK saat ini memiliki mahasiswa asing dalam jumlah besar, baik dari Asia, Afrika, Timur Tengah, Australia, maupun Eropa.

Karena itu, universitas menjadikan kegiatan festival internasional ini sebagai ajang pemeran budaya melalui segi makanan.

“Peran universitas tidak hanya sebatas untuk kegiatan kampus atau mahasiswa tapi juga memberikan pengabdian dan kontribusi kepada masyarakat yaitu melalui festival budaya makanan,” jelas dia.

Dr Maulizan menuturkan, festival kuliner berskala internasional ini juga sebagai upaya membangkitkan ekonomi kreatif masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang jual-beli, melainkan sebagai proses pembelajaran bagi masyarakat dan mahasiswa untuk saling berinteraksi dan bertukar budaya antarnegara.

“Melalui acara lintas budaya seperti ini pula masyarakat mendapatkan edukasi budaya sehingga mampu berpikir lebih terbuka,” demikian keterangan Dr Maulizan.