JAKARTA, Makansedap.id – Data Riskesdas 2018 mengatakan prevalensi depresi pada remaja mencapai angka 6,2%. Cara mengenali faktor risiko dan gejala depresi pada remaja selama dua pekan agar dapat ditangani secepat mungkin.

“Kesehatan jiwa merupakan hak seluruh manusia di setiap jenjang umur,” ujar Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa RSUI, dr Petrin Redayani Lukman, SpKJ(K), MPDKed saat membawakan materi berjudul Depresi pada Remaja yang digelar RSUI, dalam keterangan resmi yang diterima Makansedap.id, Selasa, 14 November 2023.

Perkembangan psikososial itu, kata dr Petrin, berbeda-beda pada setiap jenjang kelompok umur. Misalnya, pada bayi dimulai dengan inisiatif untuk mengambil mainan dan pada umur 6-12 tahun mulai mengembangkan perasaan senang atau sedih, dan lainnya sehingga dapat membangun rasa percaya diri. Pada fase ini, identitas diri remaja mulai secara perlahan terbentuk. Namun, gejala depresi pada remaja perlu diperhatikan.

Remaja juga sedang mengalami masa pengembangan rasa lebih sadar tentang dirinya, sudah dapat berpikir abstrak dan mempertimbangkan konsekuensi, memiliki pendapat dari nilai-nilai, dan kemampuan kognitif yang sudah lebih berkembang, walaupun belum matang. Karena itu, gejala depresi pada remaja perlu diperhatikan.

“Identitas pada remaja memiliki dua proses utama, yaitu eksplorasi dan komitmen. Remaja dapat membentuk identitas setelah bertemu dengan role model dan mengeksplorasi berbagai nilai-nilai sosial dalam kehidupan. Setelah itu, mereka akan membentuk komitmen terhadap apa yang telah mereka pilih dan membentuk identitas” jelas dr Petrin.