Meskipun penelitian dilakukan pada tikus, temuan tersebut relevan dengan kesehatan manusia. Sebab, timus berfungsi serupa pada kedua spesies.

Temuan itu sekaligus menyoroti pentingnya asupan vitamin D yang cukup, terutama untuk anak-anak.

“Jika Anda memiliki anak kecil, penting untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan untuk memastikan mereka mendapatkan cukup vitamin,” saran Profesor John White.

Terobosan ini dibangun berdasarkan studi Finlandia tahun 2001, yang diikuti lebih dari 10.000 anak.

Lalu, ditemukan anak-anak yang diberi suplemen vitamin D sejak dini memiliki risiko hingga lima kali lebih rendah untuk mengembangkan diabetes tipe 1 di kemudian hari.

Dalam Studi McGill, para peneliti menggunakan tikus yang tidak dapat memproduksi vitamin D untuk memeriksa bagaimana kekurangan tersebut memengaruhi timus, menggunakan analisis sel dan pengurutan gen untuk melihat bagaimana hal itu memengaruhi sistem kekebalan tubuh.

Dalam studi mendatang, Profesor John White berharap untuk meneliti bagaimana vitamin D memengaruhi timus manusia, sesuatu yang menurutnya belum pernah dilakukan sebelumnya. (rw)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS