Alasan Perumda Food Station Jadi Penyangga Vital Ketahanan Pangan Jakarta

Senin 08-09-2025,16:00 WIB
Reporter : Rio Winto
Editor : Rio Winto

Selain itu, sejumlah kasus seperti keterlambatan distribusi, keluhan kualitas beras, hingga polemik pengadaan sempat mencuat ke permukaan.

BACA JUGA:Cara Mengatasi Sindrom Patah Hati, Terapi dan Olahraga?

“Semua itu harus dijadikan pembelajaran agar manajemen lebih transparan, profesional, dan akuntabel,” kata Budi.

Menanggapi isu kartel, Budi menegaskan tidak ditemukan indikasi praktik semacam itu di tubuh Food Station. Namun, dia mendorong pentingnya tata kelola yang baik dan keterbukaan informasi agar kepercayaan publik tetap terjaga.

Sisi SDM dan Manajemen

Manfaat keberadaan Food Station telah dirasakan masyarakat Jakarta, mulai dari harga pangan yang relatif stabil, akses yang lebih mudah, hingga jaminan ketersediaan stok. 

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta turut memperkuat peran lembaga ini melalui program subsidi pangan, pembangunan infrastruktur, serta kebijakan harga.

BACA JUGA:Kurangi Risiko Sakit Jantung dan Merawat Kesehatan Usus, Rajin Makan Serat

Dari sisi manajemen, Food Station dinilai memiliki struktur organisasi yang cukup matang, dengan penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan sistem pengendalian internal yang ketat. Meski demikian, Budi mendorong peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

“Yang perlu ditingkatkan adalah bagaimana SDM di dalamnya bisa lebih inovatif dan adaptif terhadap perubahan pasar,” ujar Budi.

Permodalan Food Station sebagian besar berasal dari penyertaan modal Pemprov DKI Jakarta, ditambah pendapatan operasional dan kerja sama dengan pihak swasta. 

Laba diperoleh dari penjualan pangan, jasa distribusi, dan pergudangan. Namun, Budi mengingatkan agar orientasi utama lembaga tetap pada pelayanan publik.

BACA JUGA:Khasiat Buah Kesemek, Mencegah Kanker dan Menjaga Kesehatan Jantung

“Kalau ada keuntungan, itu bonus untuk memperkuat layanan. Tapi orientasi utamanya tetap untuk melayani masyarakat,” tegas Budi.

Budi juga mendorong agar Food Station ditata ulang agar lebih efisien, berkualitas, dan mampu menjawab tantangan zaman. Dia menilai, masyarakat dapat dilibatkan lebih aktif, tidak hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai mitra bisnis, pemasok, hingga karyawan.

“Keterlibatan publik akan membuat Food Station lebih hidup dan membumi, karena ini sejatinya lembaga milik kita bersama,” papar Budi.

Kategori :

Terpopuler