Menu soto, kata Daryono, juga tidak identik dengan kalangan tertentu, bahkan pejabat hingga masyarakat biasa menjadikan soto sebagai salah satu makanan pilihan.
Di Solo, menurut Daryono, menu soto juga banyak ditemukan. Bahkan bukan hanya soto khas Solo tetapi juga dari berbagai daerah, di antaranya Soto Boyolali, Soto Lamongan, dan Soto Kudus.
“Di sisi lain, Soto Solo juga ada di berbagai daerah. Artinya makanan ini betul-betul merakyat, mendarah daging, dan menjadi makanan favorit. Ini yang menginspirasi kami agar Solo dijadikan sebagai hidangan atau jamuan tamu nasional hingga internasional. Jadi orang kenal,” kata Daryono.
Daryono juga berharap festival tersebut dapat menjadi ajang promosi potensi kuliner daerah. Selain itu juga memperkuat Solo sebagai Food Smart City.
“Solo bersama 200 kota lain di seluruh dunia tergabung sebagai Food Smart City. Harapannya, Solo menjadi contoh, bagaimana sebuah kota bisa memanajemen potensi pangan sehingga berkontribusi pada penyerapan tenaga kerja dan pengentasan kemiskinan. Jadi peluang bisnis, karena ini masuk ekonomi kreatif,” kata Daryono. (rw)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS