“Ketiga jenis bakmi itu diramu dengan minyak bawang dan memakai topping ayam. Cita rasa Bakmi Kusut bisa membuat kangen bagi yang sudah mencicipi. Salah satu hal tersulit adalah bagaimana membuat bakmi yang bisa membuat kangen,” jelas Koh Afi, ayah dari seorang putra dan dua putri.

Ketiga anak koh Afi memilih profesi sebagai dokter, ahli gizi, dan berkarier di sektor perhotelan.

“Saya bisa berjualan Bakmi Kusut tanpa beban. Anak-anak saya sudah bekerja. Saya hanya fokus untuk berjualan bakmi. Bakmi saya dipasok dari kaka yang di Bali. Dia memiliki usaha bakmi juga,” jelas Koh Afi.

Pada zaman Covid 19, kata Koh Afi, Bakmi Kusut bisa terjual sampai 400 mangkok. Namun, setelah Covid 19, satu hari terjual 60 mangkok.

“Hal terpenting adalah membuat bakmi agar selalu membuat konsumen kangen. Salah satunya, ada pelanggan lama yang sekarang tinggal Alam Sutera, selalu balik ke Bakmi Kusut Teluk Gong,” jelas Koh Afi. (rw)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS