Pelatih Spanyol, Luis de la Fuente tidak mau meremehkan Georgia. Apalagi setelah mereka menjungkalkan Portugal berkat serangan balik dan pengelolaan situasi bola mati yang ciamik.

Luis de la Fuente menilai Georgia sekarang bukan lagi Georgia yang dua kali mereka kalahkan tahun lalu. Dia sangat menghargai Georgia, dan meminta anak asuhnya tidak meremehkan Georgia.

“Spanyol harus memperkuat kemampuan dalam menangkal serangan balik dari lawan,” jelas Luis de la Fuente.

Sementara itu, pelatih Georgia, Willy Sagnol, juga sudah melupakan kejadian dua tahun lalu dan siap menandingi lawannya yang lolos ke fase gugur setelah memenangi tiga pertandingan fase grup.

Willy Sagnol menyatakan, tim asuhannya akan memasuki arena dengan kepercayaan diri tinggi, tapi tak mau terbebani apa pun sehingga akan bermain lepas. Sebab, bagi Georgia sudah merasa telah menjuarai Piala Eropa 2024 setelah target lolos fase grup terpenuhi.

Tak ada lawan yang lebih kuat dari pada tim yang memiliki kepercayaan diri tinggi. Apalagi, meminjam kalimat Willy Sagnol, sepak bola bukan matematika dan bukan pula catur. Sebab, sepak bola adalah permainan yang mengandalkan hati. Energi ekstra ini pula yang membuat Georgia menyulitkan Republik Ceko dan Portugal. (rw)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS