Memek, primadona kamus kuliner khas Simeulue, biasanya dijual bervariasi tergantung dari ukuran porsinya. Di PKA VIII, Memek, kamus kuliner lidah jelata, dijual dengan harga paling murah yakni Rp 10 ribu untuk satu gelas kecil.

Pada masa silam, Memek, primadona kamus kuliner dari wilayah kepulauan di Aceh, telah lekat di lidah jelata, bahkan sampai juga ke meja makan para raja-raja.

Bagi sebagian orang, nama Memek memang agak sedikit menggelitik, tetapi tidak bagi masyarakat Simeulue. Mereka tetap bangga menyebut kuliner nyentrik berlakap memek, primadona kamus kuliner.

Sebab, Memek, primadona kamus kuliner lidah jelata, mempunyai nilai sejarah besar. Jauh sebelum Indonesia merdeka, medio 1940an, kuliner memek mulai dikenalkan masyarakat Simeulue melalui mulut ke mulut.

Sebutan memek sebenarnya memiliki arti mengunyah atau menggigit. Zaman dulu, nama tersebut diangkat dari kebiasaan nenek moyang masyarakat Simeulue yang sering mengunyah beras ketan dicampur pisang.

Karena itu, muncul istilah mamemek. Penyebutan huruf e dalam kata memek mirip seperti mengucapkan e pada kata angka enam. (M1)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS