Sayangnya, sosok hantu sang ibu seolah hanya sekadar sebagai pembuat takut penonton di adegan-adegan horor terutama saat adegan jumspcare. Sedangkan, kontribusi tokoh ibu dalam progres cerita kurang begitu diangkat.

Dari segi cerita, film Temurun berhasil membawakan alur yang cepat. Namun, masih dapat dinikmati dan dimengerti tanpa banyak adegan horor yang tidak perlu dan bertele-tele. Seiring berjalannya alur film, progres cerita dan adegan pun digambarkan semakin intens terlebih saat konflik antara tokoh ayah Dewi dan Sena yang mencoba menentang praktik pesugihan iblis Gayatris.

Selain menonjolkan kesan horor yang mencekam, cerita Temurun juga menyuguhkan unsur cerita drama keluarga. Film ini menggambarkan bagaimana kehidupan Sena dan Dewi yang harus menjalani hidup tanpa orang tua lengkap.

Lalu juga digambarkan konflik antara kakak adik tersebut setelah kematian sang ibu, akting apik Bryan Domani dan Yasamin Jasem semakin menambah kesan dramatisasi dalam hubungan berkeluarga di film Temurun.

Drama hubungan antara anak dan orang tua juga disajikan dalam cerita, misalnya tokoh Dewi yang sangat menyayangi ibunya dan rela bekerja mencari nafkah dan mengurus sang ibu dengan segala kondisinya. Kemudian, turut digambarkan bagaimana kedekatan antara Sena dengan sang ayah.