Tantangan lain bagi Stefani Dea Yang untuk konser an Anime Symphony adalah menyanyi dengan bahasa baru, yaitu Jepang. Dia mengaku belum pernah membawakan lagu dalam bahasa itu.
Stefani Dea Yang juga mengakui bahwa dia berminat untuk tampil lagi apabila ada konser dengan tema serupa. Senada dengan Stefani Dea Yang, penyanyi tenor Adrian mengaku merasa sangat senang saat melihat respon para penonton.
“Jujur kita nggak nyangka sih ya, cuma maksudnya kayak nggak pernah kan ditonton sama yang fanatik. Tetapi, dalam cara yang positif ya, fanatiknya. Jadi tuh kita malah kerasa energinya,” ujar Adrian.
Selain menghafalkan lirik, ujar Adrian, tantangan lainnya adalah koreografi. Sebab, tempo lagunya sangat cepat. Meskipun menantang, dia menilai konser tersebut seru.
Sejumlah lagu yang dinilai cepat olehnya, antara lain Cruel Angel’s Thesis dari Evangelion dan We Are! dari One Piece. Adrian juga menyampaikan apresiasinya bagi para penonton konser yang sudah datang dari jauh.
Seorang pengunjung dari Depok, Fahri, merasakan keseruan dari konser tersebut. Namun, dia berharap ada lebih banyak lagu dalam konser itu, seperti dari film My Neighbour Totoro atau film Ponyo besutan Studio Ghibli.
“‘Evangelion sih sudah pasti,” kata Fahri saat ditanya awak media tentang penampilan yang paling dia sukai.
Selain itu, dia juga menyukai lagu Odoru Ponpokorin dari anime Chibi Maruko-chan yang juga dipersembahkan dalam kesempatan tersebut. Dia juga mengaku tertarik untuk menonton konser orkestra bertema anime apabila diadakan lagi. (M1)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS