Kisah Kang Adit, Mantan Preman yang Jadi Pengusaha Kuliner

Kisah Kang Adit, Mantan Preman yang Jadi Pengusaha Kuliner

Adit Barli yang biasa disapa Kang Adit adalah bukti nyata bahwa seseorang memiliki kekuatan untuk bangkit dari masa lalu yang kelam dan menjadi lilin kecil yang menerangi jalan bagi orang-orang di sekitarnya. -Makansedap.id-IG Adit Barli

JAKARTA, Makansedap.id – Pengamat hukum dan budaya, R. Jossi Belgradoputra mengatakan, kehidupan adalah perjalanan pembelajaran tanpa akhir. Salah satunya adalah Adit Barli, mantan preman, yang kini menjadi pengusaha kuliner.

Kisah Adit Barli yang biasa disapa Kang Adit adalah bukti nyata bahwa seseorang memiliki kekuatan untuk bangkit dari masa lalu yang kelam dan menjadi lilin kecil yang menerangi jalan bagi orang-orang di sekitarnya.

Dahulu, Kang Adit adalah seorang preman yang akrab dengan kerasnya kehidupan jalanan. Bahkan, dia pernah merasakan dinginnya sel lembaga pemasyarakatan. Namun, udara kebebasan memberinya kesempatan untuk merenung, memperbaiki diri, dan menciptakan perubahan besar, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk masyarakat yang selama ini terpinggirkan,” kata Jossi menjelaskan kisah Kang Adit kepada Makansedap.id, Rabu, 15 Januari 2025.

Kini, Kang Adit menjadi pengusaha kuliner. Dengan penuh rasa bangga, Kang Adit mendorong gerobak kecilnya, menjual kuliner khas bacang jando bogalakon di kawasan Lengkong Culinary Night, Jalan Lengkong Kecil, Bandung, Jawa Barat.

BACA JUGA:Pengamat Akui Masih Ada Musisi Berbakat yang Terlupakan

Kang Adit menjalani pekerjaannya tanpa rasa malu, walaupun kehidupan sebelumnya mungkin penuh gengsi dan kekerasan.

Kang Adit memegang teguh motto hidup, bogalakon hese paehna, mun can waktuna atau tokoh sejati sulit mati sebelum waktunya.

Motto hidup tersebut menjadi pegangan yang meneguhkan langkahnya. Bacang yang dijualnya bukan sekadar makanan, melainkan simbol dari keberanian untuk berubah, kerja keras, dan harapan yang dia bagikan kepada mereka yang membutuhkan,” jelas Jossi.

Kang Adit, kata Jossi, tak hanya menghidupi keluarganya melalui usaha ini, tetapi juga menyisihkan sebagian keuntungannya untuk membantu masyarakat marjinal.

Mandiri Adalah Kunci

Kang Adit berani menawarkan solusi, bukan sekadar bantuan sesaat. Kang Adit memberikan peluang kepada mereka yang membutuhkan untuk ikut berdagang, menciptakan mekanisme yang memungkinkan mereka mendapat keuntungan. Namun, dia juga menanamkan nilai tanggung jawab dengan mendorong mereka berpikir kreatif agar usaha tersebut bisa berkelanjutan.

BACA JUGA:Merawat Moderasi Beragama lewat Karya Seni Lukis

Bantuan yang diberikan Kang Adit adalah jalan menuju kemandirian, bukan sekadar amal pasif yang berhenti di satu titik.

Lebih dari itu, Kang Adit memiliki visi yang lebih luas. Dia menjadi guru menggambar untuk anak-anak di komunitas termarjinalkan. Melalui seni, dia mengajarkan keberanian dalam mengambil keputusan dan mengasah kreativitas mereka,” jelas Jossi.

Sumber: makansedap.id