Naik Motor dari Bali, Gadis 19 Tahun Jualan Kopi di Depok

Naik Motor dari Bali, Gadis 19 Tahun Jualan Kopi di Depok

Caroline, 19 tahun, mengendarai motor matic dari Bali ke Pulau Jawa untuk berjualan kopi ala street bar.-Makansedap.id-Rio Winto

JAKARTA, Makansedap.id – Ni Kadek Shierly Nariswa, 19 tahun, atau biasa disapa Caroline nekad mengendarai motor matic dari Pulau Bali menuju Depok, Jawa Barat.

Caroline, gadis asal Bali, memiliki alasan tersendiri untuk merantau ke Pulau Jawa. Meski postur tubuhnya mungil, Caroline mempunyai prinsip dan tekad kuat.

“Saya yakin bisa mandiri di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi. Saya ingin menaklukkan kerasnya kehidupan di Jakarta. Saya memiliki keyakinan kuat bisa berhasil di Jakarta,” tegas Caroline kepada Makansedap.id di Serpong, Tangerang Selatan, belum lama ini. 

Saat ini, Caroline memilih untuk kos di wilayah Serpong, walaupun berjualan kopi di kawasan Depok dan sekitarnya.

BACA JUGA: Manfaat Papeda Labu untuk Anak Papua, Ini Penjelasannya 

Caroline begitu percaya diri saat menuturkan alasan dirinya untuk merantau ke Pulau Jawa. 

Keinginan Caroline untuk memacu motor matic miliknya dari Pulau Bali ke Pulau Jawa semakin kuat setelah merasa stuck saat mengenyam pendidikan D1 jurusan bartender di SPB Internasional, Bali.

“Saat harus praktik kerja, saya merasa tidak puas dengan tempat praktik kerja saya yang biasa-biasa saja. Sementara, teman-teman saya dengan mudahnya bisa praktik kerja di tempat yang bagus. Sejak saat itu, saya ingin membuktikan diri bahwa saya mampu. Saya yakin pasti bisa,” ujar Caroline dengan intonasi suara percaya diri.

Caroline, anak kedua dari lima bersaudara, akhirnya pun memilih untuk meninggalkan Pulau Bali. Berbekal keahlian meracik kopi, semangat, dan keberanian, Caroline berangkat ke Pulau Jawa.

BACA JUGA:Ini Ketupat Cap Go Meh Legendaris di Sudut Pasar Baru

“Selama perjalanan, saya bersyukur banyak dibantu orang-orang baik. Ada saja yang selalu membantu ketika mulai kehabisan bensin, baterai telepon seluler sudah lemah, dan bahkan sampai ada yang membantu mengikat tas dan barang bawaan saya,” jelas Caroline. 

Mental dan jiwa pengusaha Caroline sudah terbentuk sejak dia duduk bangku sekolah dasar. Saat itu, dia menjual hasil karya lukisannya, buku-buku sekolah. Lalu, saat duduk di bangku SMP, Caroline sudah bekerja menyortir buah Manggis di kawasan kebun yang berada di Tabanan.

“Saat sekolah di SMK jurusan tata boga, saya juga bekerja di warung babi guling dan menjadi barista. Semua hasil bekerja itu, saya tabung, salah satunya untuk beli motor. Sedangkan, peralatan barista street bar saya hasil bekerja di Asian Fusion, PIK 2,” ujar Caroline yang sudah sempat kos di Ragunan, Cengkareng.