Benarkah Makanan Asli Italia Itu Cerita Palsu dan Mitos Belaka? Simak Penemuan Terbarunya!

Pizza yang dikenal berasal dari Italia disebut juga punya banyak pengaruh dari Amerika-pixabay-
"Mungkin tampak bahwa seluruh dunia tidak tahu cara makan sampai tiba-tiba orang Italia datang," kata Grandi. Dia percaya itu adalah mitos belaka yang dipopulerkan oleh media sosial bahwa nonna mengajarkan orang Amerika cara memasak makanan Italia yang lezat dan asli.
Pizza adalah contoh paling terkenal dari hal ini. Berawal sebagai makanan jalanan yang murah di Naples, pada abad Ke-19 pizza hampir identik dengan kemiskinan dan kekotoran.
BACA JUGA:Kisah Onward Coffee Company, Kopi Excelsa, dan Pentingnya Digitalisasi
"Pizza adalah kerak adonan roti beragi, dipanggang dalam oven, dengan saus yang sedikit dari semuanya di atasnya", tulis penulis Pinocchio Carlo Collodi pada 1886. Dia menambahkan, pizza memiliki aroma kekotoran kompleks yang sangat cocok dengan penjualnya.
Grandi mengatakan, di Amerika, pizza menjadi 'merah'. Meskipun tomat segar termasuk topping asli, imigran Italia di AS memopulerkan pizza yang dibuat dengan saus tomat, produk yang mudah diakses dan disimpan akibat industrialisasi. Di AS, restoran pizza mulai berkembang pesat.
Para ahli menyebut proses ini 'efek pizza' ketika suatu produk meninggalkan tempat asalnya, berubah secara mendalam. Lalu, kembali ke tempat asalnya untuk diterima sepenuhnya dalam bentuk yang sama sekali berbeda.
Grandi juga membuat marah produsen keju Parmigiano-Reggiano ketika dia berpendapat parmesan telah berkembang menjadi lebih baik selama beberapa dekade terakhir, dan keju Parmigiano - Reggiano yang dimakan di Italia 100 tahun lalu dan sebelumnya – berbentuk roda kecil dengan kulit hitam, kini hanya dibuat di Wisconsin.
BACA JUGA:Ini Pizza Premium The Suro Pizza, Harga Terjangkau
Tradisi yang diciptakan
Pergeseran dalam lanskap kuliner Italia dimulai dengan ekspansi cepat yang terjadi di Italia pasca-Perang Dunia II. Ledakan tersebut membawa kemungkinan baru bagi jutaan orang Italia. Mobil, supermarket, dan lemari es membuat orang-orang yang hanya memiliki persediaan lokal harian dapat bepergian ke restoran, membeli produk baru, dan menciptakan resep baru.
Tiramisu, kata Grandi, adalah contoh yang bagus untuk hal ini. Hidangan penutup yang dibuat pada akhir 1960an yang dibuat dari bahan-bahan supermarket dan hanya dapat dibuat dengan lemari es. Seiring dengan munculnya produk dan merek baru, pemasaran juga ikut berkembang.
"Televisi sangat memengaruhi kuliner dan identitas gastronomi kita," kata Grandi.
Dia berpendapat, sebagian besar tradisi gastronomi Italia diciptakan oleh para pemasar makanan. Carosello, sebuah program televisi pendek yang ditayangkan di Italia setiap malam sejak 1957 hingga 1977, memperkenalkan produk dan merek baru melalui cerita, sketsa, dan karakter ikonik. Carosello memberikan edukasi kepada konsumen yang menjadi dasar kuliner rumahan Italia saat itu, terutama oleh para ibu dan nenek.
BACA JUGA:Manfaat Digitalisasi Industri Kopi untuk Pertumbuhan UMKM di Indonesia
Buku Grandi menjelaskan, pertumbuhan yang didorong oleh industri mulai kehilangan tenaga pada 1970an, ekonomi Italia beralih ke perusahaan kecil, produk khusus, dan keunggulan lokal. Ribuan label yang dilindungi dan produk regional muncul dan orang Italia menggandakan gastro-nasionalisme.