Kolektor Kulit Manusia Bertato, Horor di Balik Obsesi Dr Fukushi Masaichi

 Kolektor Kulit Manusia Bertato, Horor di Balik Obsesi Dr Fukushi Masaichi

Dr Fukushi Masaichi sebagai kolektor sudah mengumpulkan lebih dari 2.000 kulit manusia bertato.-Makansedap.id-Sabukaru

JAKARTA, Makansedap.id - Di balik pintu-pintu sunyi ruang anatomi, di bawah cahaya temaram lampu minyak zaman Meiji, seorang dokter Jepang diam-diam mengukir sejarah yang tak hanya kontroversial, tetapi juga mengerikan. 

Namanya Dr Fukushi Masaichi, lahir tahun 1878. Di atas kertas, dia adalah seorang profesor anatomi dan ahli patologi ternama. Namun, di balik jas putih dan gelar akademiknya, tersimpan obsesi yang kelam, yaitu mengoleksi kulit manusia bertato.

Irezumi, tato tradisional Jepang, dikenal karena keindahannya yang rumit dan penuh makna simbolik. Namun bagi Dr Fukushi Masaichi, tato bukan sekadar seni tubuh. 

Seperti dilansir dari wearethemighty.com yang dibaca Makansedap.id, Rabu, 20 Agustus 2025, Dr Fukushi Masaichi melihatnya sebagai gabungan unik antara anatomi, budaya, dan keabadian. 

BACA JUGA:Industri Film Harus Peka dengan Kondisi Pasar, Ini Alasannya

Tubuh manusia baginya bukan hanya daging dan darah, tapi kanvas hidup yang patut diawetkan, bahkan setelah kematian.

Bukan tinta yang dia kumpulkan. Bukan foto. Tapi kulit. Kulit manusia. Kulit bertato. Dr Fukushi Masaichi sering mendatangi para narapidana, orang miskin, bahkan Yakuza, asiapapun yang membawa karya seni di kulit mereka.

Berburu Kulit Manusia 

Dengan imbalan uang, Dr Fukushi Masaichi membeli hak atas kulit mereka setelah mereka mati. Satu demi satu, tubuh-tubuh dingin itu datang kepadanya. Bukan untuk dikubur. Tapi untuk dikuliti.

Prosesnya adalah ritual tersendiri. Dengan keahlian anatomi yang mumpuni, Dr Fukushi Masaichi mengangkat lapisan demi lapisan kulit, menjaga setiap goresan tinta tetap utuh. Lalu diawetkan. Direntangkan. Dipajang.

BACA JUGA:Single Mom Dian Puspa Sari, Sopir Taksi yang Jadi Model di Jakarta Fashion Week

Karya seni yang dulu hidup di balik daging dan napas bernyawa, kini menggantung diam di dinding, sepi, dingin, dan mengerikan.

Hingga akhir hayatnya pada 1956, Dr Fukushi Masaichi telah mengoleksi lebih dari 2.000 potong kulit manusia bertato. Beberapa berukuran kecil, namun sebagian merupakan lembaran utuh, dada hingga punggung, lengan hingga paha.

Motif-motif klasik seperti naga menyeringai, ikan koi yang berenang dalam api, hingga dewa-dewa yang menatap tajam dari permukaan kulit manusia yang telah mati.