JAKARTA, Makansedap.id - Di sebuah sudut tenang di Jalan Pulo Kamboja Raya, Kemandoran, Jakarta Selatan, aroma kopi yang pekat beradu mesra dengan wangi gurih Soto Betawi. Sebuah paduan tak biasa, tapi justru di sanalah letak kekuatannya, sinergi.
Sinergi bukan sekadar kerja sama. Ia adalah pertemuan dua jiwa, dua semangat yang menghasilkan sesuatu lebih besar daripada sekadar jumlah bagian-bagiannya. Dan begitulah yang terjadi di antara Eko S. Hilman, seorang pewarta foto senior dengan puluhan tahun pengalaman di dunia jurnalistik, dan Mansyuri alias Bang Joe, pemilik Soto Betawi Bang Joe. Bang Joe adalah sahabat lama Eko S Hilman yang telah jatuh cinta pada dunia masak-memasak sejak kecil.
“Coffee shop ini tidak bisa berdiri sendiri,” kata Eko pelan, mengenang awal mula berdirinya Ngopi di Halaman, sebuah tempat ngopi dengan konsep galeri foto.
“Awalnya, pengunjung datang bukan hanya untuk kopi, tapi juga untuk menikmati karya-karya foto teman-teman kami,” kata Eko S Hilman kepada Makansedap.id, belum lama ini.
BACA JUGA:Kisah Dian Puspa Sari dan Putri, Menjemput Asa lewat Tahu Bakso
Namun waktu berjalan. Orang datang dengan rasa lapar yang lebih dari sekadar ingin menyesap espresso. Lalu, muncullah ide, menggabungkan kekuatan. Kopi dari Eko S Hilman, dan soto dari Bang Joe.
“Kenapa kopi tidak bisa berdiri sendiri? Karena ketika orang lapar, mereka butuh makanan berat. Nah, mereka bisa makan Soto Betawi Bang Joe, lalu menikmati minuman di Ngopi di Halaman,” jelas Eko S Hilman. Simpel, tapi penuh makna.
Suasana teras Ngopi di Halaman -Makansedap.id-Rio Winto
Kolaborasi itu tak hanya soal bisnis. Dia berakar dari persahabatan masa SMP. Bang Joe yang sejak kecil sudah akrab dengan dapur rumah telah menunjukkan bakat memasaknya sejak usia dini.
“Saya ingat, dulu Ibu minta saya angin-anginkan nasi panas di dandang. Lalu, saya juga disuruh nyopot kepala ikan teri basah. Dari situ, saya jadi terbiasa,” kenang Bang Joe dengan senyum yang tak bisa disembunyikan.
BACA JUGA:Kuliner Jin Ting Wan, Bukti Kepiawaian Menjaga Tradisi dan Keberanian Berinovasi
Titik baliknya datang saat kegiatan Pramuka. Sebagai penggalang, Bang Joe ikut lomba masak. Menunya sederhana, tumis oncom daun bawang dan tumis kangkung. Tapi hasilnya? Tak terduga. Ia menjadi juara. Masakannya ludes disantap peserta dan pembina.
“Rahasianya bukan di bumbu. Tapi di cara memasaknya,” ujar Bang Joe. “Pakai api besar. Saat wajan sudah panas, bahan langsung dimasukkan. Uap panas itu langsung menyambar. Rasanya beda,” tambah dia.
Dan kini, puluhan tahun kemudian, dua sahabat itu kembali bertemu. Kali ini bukan di sekolah, tapi di dapur dan meja bar. Mereka berbagi mimpi dalam bentuk hidangan dan cerita.
Kopi dan soto mungkin berasal dari dunia berbeda, tapi di tangan Eko dan Bang Joe, mereka menyatu dalam satu rasa kehangatan.