Perlambatan Ekonomi, Daya Beli Masyarakat Menurun, Promotor Mengeluh
CEO TMC Indonesia, Aulia Mahariza mengakui kesulitan menjual tiket konser di saat negara sedang mengalami perlambatan ekonomi yang berdampak pada daya beli masyarakat yang menurun.-Makansedap.id- Everything Bangkok
JAKARTA, Makansedap.id - CEO TMC Indonesia, Aulia Mahariza mengakui kesulitan menjual tiket konser di saat negara sedang mengalami perlambatan ekonomi yang berdampak pada daya beli masyarakat yang menurun.
"Memang susah banget ya sekarang, karena situasi lagi repot banget, jual tiket jadi susah," kata Aulia Mahariza usai mengikuti konferensi pers seperti dilansir Antaranews.com yang dibaca Makansedap.id, di Jakarta, Kamis, 10 Juli 2025.
Aulia Mahariza menyayangkan situasi sulit itu terjadi pada saat banyak konser akan diselenggarakan di Indonesia pada tahun ini.
Guna mengatasi permasalahan tersebut pihaknya terus berupaya melakukan negosiasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan konser seperti Korean Ost Concert atau Kostcon 2025 untuk memberikan harga tiket yang layak pada publik.
BACA JUGA:Kaitan Obesitas dan Makanan Jadi Penyebab Kanker Empedu
Upaya itu diharapkan dapat meningkatkan penjualan yang dia targetkan mencapai 10 ribu penonton. Dia juga menilai upaya itu akan terus dilakukan untuk bisa bertahan dan menjaga ekosistem promotor tetap sehat.
"Kita para organizer promotor ingin terus buat konser, tapi kita memang punya venue yang terbatas di Jakarta, apalagi luar kota," kata Aulia Mahariza.
Aulia Mahariza menilai kehadiran UMKM di area konser untuk memutar perekonomian juga memiliki andil penting.
Namun, sampai saat ini keterlibatannya hanya berkaitan dengan pembuatan merchandise atau sebagai bisnis yang menyediakan makanan dan minuman.
BACA JUGA:Lima Tips Menghentikan Kebiasaan Buruk Doom Spending, Ini Caranya
"Karena semua event pasti perlu makanan dan minuman, mereka kita ajak. Kayak sekarang, kita mencoba kolaborasi bersama sebuah organizer UMKM juga buat Kostcon, sebenarnya paling begitu yang bisa dilakukan ya untuk UMKM," kata Aulia Mahariza.
Apalagi untuk menghadirkan penjual lain dari luar negeri, Aulia Mahariza menyebut cukup sulit karena nantinya hasil dari kekayaan intelektual tidak dapat masuk ke pendapatan negara.
"Kekayaan intelektual enggak bisa kita ambil ya buat kita produksi, tapi kalau memang yang harus didukung sebenarnya ya, kekayaan intelektual dalam negeri ini, yang memang bisa dikembangkan kalau nanti mereka datang enggak ada kemungkinan begitu kan," kata Aulia Mahariza.
Kendati demikian, promotor akan berupaya memperkenalkan budaya Indonesia melalui pemberian souvenir pada para artis yang hadir, sehingga membuka kemungkinan mereka akan menghabiskan dana lebih banyak untuk membeli barang yang diproduksi secara lokal.