Cerita Kue Bhoi Morica, Produk Inovatif Bermanfaat yang Berjaya di Korea

Cerita Kue Bhoi Morica, Produk Inovatif Bermanfaat yang Berjaya di Korea

Produk inovatif kue Bhoi Morica ini berhasil meraih tiga penghargaan di Korea International Women’s Invention Exposition (KIWIE) 2025.-Makansedap.id-Serambinews Tribunnews

BANDA ACEH, Makansedap.id - Produk inovatif Bhoi Morica, olahan kue tradisional khas ACEH berbahan dasar daun kelor dan biji pepaya, banyak memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh.

Kue Bhoi Morica adalah makanan lokal inovatif karena dikenal kaya protein. Daun kelor dipilih karena kaya nutrisi seperti vitamin A, kalsium, zat besi, dan berfungsi sebagai antioksidan.

Sementara itu, biji pepaya yang diolah menjadi tepung memiliki sifat antibakteri dan anticacing alami. Manfaat dari kedua bahan dapat membantu meningkatkan gizi, mencegah stunting, serta mengatasi infeksi cacingan.

Kue Bhoi Morica memiliki keunikan lantaran tidak hanya berfungsi sebagai makanan tradisional, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan signifikan. Produk ini menjadi solusi inovatif untuk mengatasi stunting dan infeksi cacingan secara bersamaan.

BACA JUGA:Roti Sapi Halal Viral di Xinjiang Hadir di Indonesia

"Produk kue Bhoi Morica ini dikembangkan sebagai solusi alami untuk obat cacing atau anthelmintik serta pencegahan stunting pada balita dan ibu hamil," kata Ketua Tim, Nelli Desianti di Banda Aceh seperti dilansir Antaranews.com yang dibaca Makansedap.id, Sabtu, 16 Agustus 2025.

Produk inovatif kue Bhoi Morica ini berhasil meraih tiga penghargaan di Korea International Women’s Invention Exposition (KIWIE) 2025.

Bhoi Morica: an Innovative Nutritious Traditional Cake as a Natural Anthelmintic and Stunting Prevention Solution for Toddlers and Expecting Mothers dilatarbelakangi oleh tingginya prevalensi stunting dan infeksi cacingan di Provinsi Aceh.

Tim ini terdiri atas tiga mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK), yakni Nelli Desianti (Pendidikan Ekonomi FKIP), Sarah Salsabil (Biologi FMIPA), dan Putri Salsabila Rinaldi (Statistika FMIPA). Mereka dibimbing oleh dosen A Abdul Razak.

BACA JUGA:Sektor Kuliner Halal Paling Mendominasi Ekonomi Syariah Jakarta

"Ajang ini dirancang untuk mendorong kreativitas dan inovasi di kalangan perempuan, memberikan platform untuk menampilkan karya inovatif, serta membuka peluang kolaborasi dan akses ke pasar global," kata Nelli Desianti.

Tim pengembang berupaya menciptakan produk yang dapat mengatasi kedua masalah secara bersamaan, dengan memanfaatkan bahan alami yang mudah ditemukan di daerah tersebut.

Berkat inovasi ini, Nelli Desianti bersama timnya berhasil menyabet tiga penghargaan, yaitu Silver Medal, Special Award, dan Special Prize. Ajang KIWIE 2025 diikuti oleh 445 penemuan dari Korea Selatan, serta 312 penemuan dari 16 negara dan 80 perusahaan internasional. Capaian ini membuktikan bahwa inovasi lokal memiliki potensi besar untuk bersaing dan diakui di tingkat global.

KIWIE merupakan kompetisi internasional tahunan yang diselenggarakan oleh Korea Women Inventors Association (KWIA), bekerja sama dengan Korean Intellectual Property Office (KIPO), serta didukung oleh berbagai kementerian dan lembaga di Korea Selatan, termasuk Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kementerian UKM dan Startup, dan Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO).