Pemilik Kedai D Minggiran Tekankan Disiplin dan Pembinaan SDM dari Nol
Pemilik Kedai D Minggiran, Irene Rastra Rosita, 57 tahun, atau yang akrab disapa Bunda Ita-Makansedap.id-Rio Winto
BEKASI, Makansedap.id - Pemilik Kedai D Minggiran, Irene Rastra Rosita, 57 tahun, atau yang akrab disapa Bunda Ita, memaparkan proses panjang di balik berdirinya restoran berkonsep tradisional-modern miliknya. Saat ditemui awak media pada Kamis, 20 November 2025, ia menekankan bahwa usaha tersebut tidak hanya dibangun melalui konsep menu dan desain bangunan, tetapi juga melalui penguatan kualitas pelayanan, etika kerja, dan pembinaan sumber daya manusia.
Ita menuturkan banyak karyawannya berasal dari latar belakang kerja yang beragam, termasuk dari restoran cepat saji yang mengandalkan sistem otomatis. Perbedaan pola kerja membuat sejumlah karyawan sempat kaget ketika pertama kali masuk ke dapur Kedai D Minggiran yang mengutamakan proses manual.
“Di restoran burger besar semua pakai mesin, jadi mereka hanya mengoperasikan. Di sini semuanya manual, mereka harus bisa semua bagian. Itu yang membuat mereka bingung,” ujar Ita ramah.
Menghadapi kondisi tersebut, Ita memberikan pelatihan langsung kepada setiap staf agar menguasai seluruh proses memasak. Ia menilai etika dan sopan santun sebagai hal utama dalam bekerja.
BACA JUGA:Kedai D’Minggiran, Rasa dari Pinggiran yang Penuh Ketulusan
“Masak itu bisa dipelajari. Tapi etika itu bawaan karakter. Dari awal saya tekankan mereka harus belajar semuanya, bukan hanya urusan dapur,” katanya.
Untuk menjaga kualitas layanan, Ita menerapkan standar operasional penyajian makanan maksimal 15 menit. Ia bahkan memberikan timer khusus bagi tim dapur.
“Kalau lewat 15 menit belum keluar, mereka harus cek kendalanya. Jangan sampai pelanggan menunggu terlalu lama. Saya juga memberikan compliment kepada pelanggan kalau waktu penyajian makanan lebih dari lima menit,” ujar Ita.
Ia juga tidak segan memberikan teguran apabila menemukan pelanggaran etika kerja, termasuk kebiasaan merokok di area pelayanan.
BACA JUGA:Kue Selingkuh, Salah Satu Kuliner Unik Kepulauan Seribu
“Kalau mau merokok boleh, tapi bukan saat jam kerja dan bukan dekat pelanggan. Anak-anak akhirnya paham dan banyak yang berhenti merokok,” tambahnya.
Ita menyampaikan bahwa membangun Kedai D Minggiran juga berarti membuka ruang belajar bagi anak-anak muda yang belum memiliki pengalaman kerja. Ia mengaku tidak pelit berbagi ilmu, termasuk seluruh resep masakan yang digunakan di dapurnya.
“Suatu saat mereka masing-masing pasti keluar untuk hidup mandiri, dan saya ingin mereka sudah punya bekal,” ucapnya.
Banyak karyawan datang tanpa keterampilan khusus, namun Ita melihat semangat mereka sebagai modal penting.