Dekopin Ungkap Empat Tantangan Koperasi di Indonesia, Ini Daftarnya

Ketua Dewan Pengawas (Dewas) Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Said Abdullah, menegaskan, koperasi di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan, dan harus mampu dihadapi oleh setiap insan koperasi ke depan.-Makansedap.id-Dekopin
JAKARTA, Makansedap.id – Ketua Dewan Pengawas (Dewas) Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Said Abdullah, menegaskan, Koperasi di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan, dan harus mampu dihadapi oleh setiap insan Koperasi ke depan.
Tantangan pertama, kata Said Abdullah, data BPS menunjukkan volume usaha koperasi pada tahun 2024 baru mencapai Rp 214 triliun, atau sekitar 0,97% dari PDB Indonesia yang bernilai Rp 22.139 triliun.
“Sebaliknya usaha skala UMKM mencapai 63% PDB Indonesia. Hal ini menunjukkan individualisme usaha merupakan tantangan yang harus dihadapi koperasi. Ke depan, insan insan koperasi harus mampu menjadikan koperasi sebagai wahana berhimpun gotong royong yang lebih menjanjikan daripada usaha individual,” kata Said Abullah dalam rangka Hari Koperasi Nasional, Sabtu, 12 Juli 2025.
Kedua, kata Said Abdullah, kontribusi koperasi terhadap PDB Amerika Serikat sebesar 5%, Jerman 6%, Belanda dan Prancis 18%, Selandia Baru 20%.
BACA JUGA:Hari Koperasi, Begini Pesan Ketua Dewas Dekopin
Di negara-negara kapitalis kontribusi koperasi terhadap perekonomian nasionalnya jauh lebih besar ketimbang di negara kita yang menganut Pancasila, yang kurang dari 1%. Kesenjangan ini menjadi masalah serius terhadap sistem perekonomian nasional.
“Kita berharap gerakan Koperasi Merah Putih mendorong membesarkan koperasi Indonesia dan berkontribusi penting bagi perekonomian nasional. Namun insan koperasi tetap harus menjaga semangat kemandirian ekonomi sebagai bagian dari 7 prinsip berkoperasi, sebab posisi pemerintah menstimulasi dan fasilitasi,” kata Said Abdullah dalam keterangan resmi yang dibaca Makansedap.id, Sabtu, 12 Juli 2025.
Ketiga, sebagian besar koperasi Indonesia didominasi oleh usaha simpan pinjam. Tidak ada yang salah dalam hal ini. Namun kita harus baca bawah kemampuan keragaman usaha belum banyak di kuasai oleh koperasi kita.
Padahal banyak koperasi-koperasi besar di luar negeri seperti Koperasi Mondragon di Spanyol usahanya sektor manufaktur digerakkan oleh anggotanya yang sebagian besar pekerja, ada juga Norges Kooperative Landsforening (NKL) di Norwegia adalah koperasi perdagangan dengan aset lebih dari US$ 9,6 miliar, dan masih banyak lagi contohnya. Tantangan ke depan pemerintah dan insan koperasi lebih mengembankan keragaman bentuk-bentuk usaha koperasi.
BACA JUGA:Apa Saja Manfaat Lendir Siput untuk Kesehatan Kulit?
Keempat, citra diri koperasi masih belum bagus. Akibat berbagai rentetan masalah fraud yang terjadi di koperasi pada masa lalu. Tantangan kedepan bagi insan koperasi adalah menjadikan koperasi sebagai wahana yang bercitra diri baik.
Oleh sebab itu, insan koperasi, serta asosiasi seperti Dekopin harus bisa membantu tata kelola (governance) koperasi terus lebih baik, sehingga makin mendapatkan kepercayaan publik.