Mengenal Bakteri Salmonella dan Bacillus Cereus, Penyebab Anak Keracunan

Mengenal Bakteri Salmonella dan Bacillus Cereus, Penyebab Anak Keracunan

Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkap adanya kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. -Makansedap.id-Kindercare New Zealand

JAKARTA, Makansedap.id - Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkap adanya kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. Sebagian besar kasus tersebut disebabkan oleh bakteri yang ditemukan dalam makanan.

Menurut BGN, ada beberapa jenis bakteri yang paling banyak terdeteksi. Dua di antaranya yakni bakteri salmonella yang terdapat pada ayam, telur, dan sayuran. Lalu, bakteri bacillus cereus yang sering ditemukan pada makanan berbahan dasar mie.

Lalu, apa sebenarnya bakteri salmonella dan bacillus cereus itu? Berikut penjelasannya. Bakteri salmonella termasuk dalam famili Enterobacteriaceae. Bakteri ini merupakan basil gram negatif yang berbentuk batang.

Seperti dilansir dari Antaranews.com yang dibaca Makansedap.id, Kamis, 2 Oktober 2025, Salmonella sp ini adalah patogen fakultatif intraseluler yang memungkinkan bakteri salmonella bisa bertahan di berbagai kondisi, termasuk dalam keasaman lambung. Bakteri ini berukuran 2-5 mikron dan bergerak menggunakan flagel.

BACA JUGA:Cara Mencegah Kontaminasi Bakteri Salmonella pada Ayam dan Daging

Bakteri salmonellosis ini terbagi menjadi dua kelompok tanda gejala, yakni keracunan makanan yang disebabkan oleh salmonella enteritidis, salmonella typhimurium, salmonella newport, dan salmonella heidelberg, serta gastroenteritis atau gangguan saluran cerna yang disebabkan oleh salmonella choleraesuis dan salmonella dublin.

Pada umumnya, bakteri salmonella ini menyebar secara fekal oral, yakni sebanyak 94% kasus berasal dari makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri ini sendiri. Makanan yang bisa menyebarkan bakteri salmonella ini di antaranya daging sapi, unggas, sayur, telur, dan susu.

Akhirnya, orang yang memakan makanan dengan bakteri ini, akan mengalami infeksi usus dan menimbulkan berbagai gejala pencernaan.

Selain melalui makanan, bakteri salmonella juga dapat menular dengan cara lain. Penyebaran bisa terjadi melalui kontak fisik dengan seseorang yang sedang mengidap penyakit akibat bakteri salmonellosis. 

BACA JUGA:Dukung Perkembangan Kopi Indonesia, Juntos Rayakan International Coffee Day

Selain itu, penularan juga bisa berlangsung melalui air yang terkontaminasi maupun hewan yang membawa bakteri tersebut.

‎Gejala penyakit salmonellosis dapat dirasakan mulai dari 8 hingga 72 jam setelah terinfeksi. Pada umumnya, gejalanya ini akan berlangsung selama 4-7 hari. 

Berikut beberapa gejala yang dapat muncul akibat infeksi dari bakteri salmonella, yaitu diare, demam menggigil, mual muntah, sakit kepala, kram perut, dan terdapat darah dalam tinja.

Salmonellosis dapat menyerang siapa saja. Namun, ada beberapa faktor yang menjadikannya rentan terkena dampak dari bakteri salmonella, yakni anak berusia kurang dari 5 tahun dan lanjut usia (lansia). Lalu, bayi yang tidak mendapatkan ASI ekslusif.