Dawet Bantul, Minuman Segar di Tengah Keramaian Pasar Ngasem, Yogyakarta

Dawet Bantul, Minuman Segar di Tengah Keramaian Pasar Ngasem, Yogyakarta

Ari (kanan) adalah seorang ibu dari dua orang anak, sudah 13 tahun menekuni profesi sebagai penjual Dawet Bantul di Pasar Ngasem, Yogyakarta.-Makansedap.id-Rio Winto

JAKARTA, Makansedap.idAri, 37 tahun, seorang ibu dari dua orang anak, sudah 13 tahun menekuni profesi sebagai penjual Dawet Bantul di Pasar Ngasem, Yogyakarta.

Ari meneruskan profesinya ibunya yang sejak 1990 sudah berdagang Dawet Bantul. Sebelum jualan Dawet Bantul, keluarga Ari berdagang kelapa parut.  

“Ibu akhirnya tidak bisa berdagang Dawet Bantul setelah sakit. Dia mengalami saraf kejepit. Tapi, bagaimana pun juga kehidupan terus berjalan. Saya akhirnya yang meneruskan usaha ibu berjualan Dawet Bantul,” jelas Ari kepada Makansedap.id di Pasar Ngasem, belum lama ini.

Arie yang sudah lama mempelajari proses pembuatan Dawet Bantul tak terlalu grogi untuk terjun langsung. Dia paham betul bagaimana harus membuat dan menjalankan UMKM ini. 

BACA JUGA:Menikmati Sensasi Aneka Hidangan Berbahan Dasar Mangga Indramayu di Hotel Borobudur

Dawet Bantul menyediakan lima pilihan minuman segar, yaitu Cendol Pati, Cendol Beras, Kolang Kaling, Cincau, dan Tape.

“Pertama, pati aren hijau dihasilkan dari sari yang berasal dari pohon aren yang masih muda, diolah secara alami selama 30 menit,” kata Arie yang tinggal tak jauh dari Pasar Ngasem, kurang lebih menempuh jarak selama 15 menit..

Kemudian, untuk Cendol Beras, kata Arie, proses pembuatannya sana seperti buat bubur sumsum, Tepung beras dicampur air, disaring. Lalu, dimasak kurang lebih selama 1 jam. Syaratnya, harus sampai gosong. Setelah selesai ditambah kapur sirih yang sudah disaring.

Begitu pula dengan tape. Ari membuat sendiri tape. “Tapi, untuk kolang kaling dan cincau, saya membeli,” tutur Ari. 

BACA JUGA:Ini Rahasia Koki Kerajaan di Balik Kentang Panggang Favorit Putri Diana

Kesegaran Dawet Bantul semakin lengkap setelah digabung dengan batu es yang dipadukan dengan gula jawa yang sudah dicampur dengan nangka.

“Hari biasa, bisa terjual sebanyak 300 gelas. Kalau akhir pekan, jumlahnya lebih banyak lagi,” tutur Arie yang menjual harga cendol dawet sebesar Rp 3.000 untuk satu porsi gelas.