Hadapi PHK, Menekraf Ajak Anak Muda Garap Industri Kreatif

 Hadapi PHK, Menekraf Ajak Anak Muda Garap Industri Kreatif

Menteri Ekonomi Kreatif atau Menekraf, Teuku Riefky Harsya mengajak anak muda untuk menggarap peluang ekonomi di industri kreatif menyikapi tren dunia saat ini mulai dari sulitnya mencari pekerjaan hingga pemutusan hubungan kerja atau PHK.-Makansedap.id-CIMB

DENPASAR, Makansedap.id - Menteri Ekonomi Kreatif atau Menekraf, Teuku Riefky Harsya mengajak anak muda untuk menggarap peluang ekonomi di industri kreatif menyikapi tren dunia saat ini mulai dari sulitnya mencari pekerjaan hingga pemutusan hubungan kerja atau PHK.

"Jadi bagaimana kita mendapat pekerjaan yang lebih berkualitas dengan mendorong atau mendukung berkembangnya industri kreatif. Jadi memang tren sudah bergeser. Tren dunia juga harus dicermati," kata Menekraf, di sela membuka edukasi digitalisasi dan inklusi keuangan Gen Matic seperti dilansir Antaranews.com yang dibaca Makansedap.id, di Denpasar, Bali, Sabtu, 14 Juni 2025.

Teuku Riefky Harsya mengungkapkan, diperkirakan lebih dari 50% generasi muda atau pekerja produktif yang berusia di bawah 40 tahun, saat ini ingin berkarya di sektor industri kreatif misalnya fashion, musik, game, film dan animasi hingga menciptakan konten digital.

Dalam sambutannya, Teuku Riefky Harsya menyebutkan, dalam lima tahun terakhir 1-2,5 juta orang di tanah air bekerja di industri kreatif yang sarat dengan sentuhan teknologi digital.

BACA JUGA: BNI Boyong 3 UKM RI ke Pameran Makanan Terbesar di Korea Selatan

Kepada generasi muda yang ikut dalam pelatihan Gen Matic yang diadakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali itu, Teuku Riefky Harsya menambahkan anak-anak muda dapat menonjolkan keunikan dan kreatifitas yang menjadi ciri khas Pulau Dewata dalam mengembangkan industri kreatif itu.

"Terutama menggunakan keunikan dan kreativitas Bali sebagai bagian inspirasi konten yang relevan dengan pasar," ujar Teuku Riefky Harsya.

Di sisi lain, Teuku Riefky Harsya tidak ingin generasi muda hanya menjadi pengguna teknologi namun memanfaatkannya sebagai kreator, inovator hingga wirausaha digital.

Meski begitu, Teuku Riefky Harsya meminta pelaku industri kreatif untuk tetap konsisten dan berkelanjutan serta belajar dari pengalaman termasuk diwarnai kegagalan ketika awal memulai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bidang kreatif.

BACA JUGA:Sampoerna Dorong Pemberdayaan UMKM Perempuan untuk Kemandirian Ekonomi Nasional

Kementerian Ekonomi Kreatif mencatat ada 20 subsektor ekonomi kreatif, yakni pengembang permainan, arsitektur, desain interior, musik, seni rupa, desain produk, fashion, kuliner, film, animasi dan video.

Kemudian fotografi, desain komunikasi visual, televisi dan radio, kriya, periklanan, seni pertunjukan, penerbitan, aplikasi, konten digital, Web3 dan kecerdasan buatan atau AI.

Sedangkan sektor UMKM memegang peranan penting dalam perekonomian tanah air, karena berkontribusi sekitar 60% terhadap pertumbuhan ekonomi dan menyerap sekitar 97 tenaga kerja.

Kementerian Ekonomi Kreatif sebelumnya menjelaskan nilai tambah ekonomi kreatif Indonesia pada 2024 mencapai Rp 1.502,7 triliun atau naik dibandingkan 2023 mencapai Rp 1.417,6 triliun.