Mengenal Lebih Jauh soal Puasa Intermiten

Puasa intermiten bisa menjadi alat ampuh untuk memulihkan kesehatan metabolisme.-Makansedap.id-Care Access
JAKARTA, Makansedap.id - Puasa intermiten yang mencakup pengaturan periode makan dan berpuasa, merupakan upaya untuk membatasi jendela makan agar tubuh dapat memasuki kondisi puasa.
Dalam wawancara yang dipublikasikan oleh Hindustan Times yang dibaca Makansedap.id, Senin, 1 September 2025, pelatih kesehatan metabolik Karan Sarin menjelaskan, puasa bisa menjadi alat ampuh untuk memulihkan kesehatan metabolisme.
Dia mengemukakan, puasa bukan tentang mengurangi kalori, melainkan tentang menurunkan kadar insulin dalam tubuh.
"Gagasan bahwa puasa intermiten berhasil hanya karena kalori yang berkurang sepenuhnya salah. Menghitung kalori adalah pendekatan yang tidak berkelanjutan dan merupakan alasan utama kegagalan puasa atau diet apa pun," kata Karan Sarin.
BACA JUGA:Pasokan Melimpah, Kemendag Sebut Harga Biji Kakao Turun
Karan Sarin menjelaskan, makanan yang dikonsumsi memengaruhi kerja hormon yang menentukan apakah tubuh akan menyimpan lemak atau membakarnya.
"Dan, insulin yang menentukannya," kata Karan Sarin.
Pada orang yang dietnya mencakup banyak nasi, gandum, dan sumber karbohidrat lain, kata dia, kadar insulin dalam tubuhnya bisa tetap tinggi sepanjang hari.
"Insulin yang tinggi berarti tubuh Anda berada dalam mode penyimpanan, metabolisme Anda melambat, dan pembakaran lemak terhenti," kata Karan Sarin.
BACA JUGA:Iklim Investasi dan Insentif Tumbuhkan Industri Data Center
Karan Sarin menjelaskan, ketika makan, tubuh akan menggunakan glukosa untuk menghasilkan energi dan ketika berpuasa, tubuh beralih membakar lemak yang tersimpan.
"Perubahan ini terjadi setelah sekitar delapan jam berpuasa, ketika kadar glukosa turun," kata Karan Sarin.
Dia mengibaratkan tubuh manusia sebagai mobil hibrida yang dapat beroperasi menggunakan dua bahan bakar.
Saat makan, gula darah dalam tubuh akan naik dan sel-sel tubuh mengubah glukosa menjadi energi.