Pengelolaan Sampah Fondasi Destinasi Wisata Lestari, Ini Argumentasi Kemenpar

Pengelolaan Sampah Fondasi Destinasi Wisata Lestari, Ini Argumentasi Kemenpar

Wakil Menteri Kementerian Pariwisata, Ni Luh Puspa-Makansedap.id-Beautynesia.jpg

JAKARTA, Makansedap.id - Kementerian Pariwisata atau Kemenpar menyatakan, pengelolaan sampah di destinasi wisata merupakan fondasi utama dalam menghadirkan destinasi yang nyaman dan lestari.

"Pengelolaan sampah yang terorganisir akan membawa pengaruh baik bagi keberlanjutan dan citra pariwisata Indonesia secara global," kata Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa dalam keterangan tertulis yang dilansir Antaranews.com yang dibaca Makansedap.id di Jakarta, Senin, 5 Mei 2025.

Ni Luh Puspa mengatakan, penerapan pengelolaan sampah berbasis 3R yaitu, reduce, reuse, recycle, sebagai wujud nyata dalam menghadirkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.

Ni Luh Puspa juga menyampaikan apresiasi kepada Desa Wisata Hariara Pohan, Samosir, Danau Toba, Sumatera Utara, yang sejak Agustus 2024 telah menerapkan pengelolaan sampah berbasis 3R.

BACA JUGA:Ngeri, Penyakit Menular Bebani Sistem Layanan Kesehatan di Asia Tenggara

Berdasarkan data yang dilaporkan Bupati Samosir, sepanjang 2024 terdapat lebih dari 1,2 juta wisatawan datang ke daerah ini. Jumlah tersebut sudah melampaui target tahun 2024 yakni 600 ribu pengunjung.

Melihat data tersebut, menurut Ni Luh Puspa, pengelolaan sampah menjadi krusial untuk diatasi agar sektor pariwisata dapat terus berkembang dan berdaya bersama dengan masyarakat.

"Sebagai destinasi nasional dan global, Danau Toba dapat menjadi teladan bagi desa-desa lainnya. Karena tidak hanya menjaga keberlanjutan lingkungan, namun juga bermanfaat bagi masyarakat khususnya sektor pariwisata dan pertanian," ujar Ni Luh Puspa.

Sementara itu, salah satu pengelola Desa Wisata Hariara Pohan sekaligus Ketua Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R), Muhammad Yusuf Sihotang mengatakan, masyarakat perlahan mulai menyadari betapa pentingnya pengelolaan sampah dengan baik dan benar.

BACA JUGA:Ini Rekomendasi Ahli Gizi untuk Camilan Sehat Malam Hari

Kesadaran tersebut muncul sejak Desa Hariara Pohan mengikuti program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 yang diinisiasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

"Pariwisata memberikan pendapatan terbanyak kepada masyarakat di desa ini. Karena ikut serta dalam ajang ADWI 2023, kami perlahan termotivasi untuk membersihkan sampah-sampah itu," ujar Muhammad Yusuf Sihotang.

Terkait TPS3R, Muhammad Yusuf Sihotang menjelaskan, pihaknya menerima sampah plastik yang berasal dari Desa Wisata Hariara Pohan dan desa tetangga lainnya.

Sampah yang diterima diolah menjadi salah satu bahan bernilai ekonomis tinggi, yakni bahan bakar minyak (BBM) berupa solar yang dapat digunakan untuk menghidupkan mesin diesel.